SOLOPOS.COM - Industri konveksi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, JOGJA–Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang keempat kalinya tahun ini semakin menghimpit pengusaha konveksi yang ada di kawasan Kauman.

Tahap terakhir kenaikan TDL di tahun ini akhirnya memaksa para pengusaha konveksi di kawasan ini menaikkan harga jual produk 5% sampai 7,5%.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

“Kami terpaksa naikkan harga karena selain TDL, harga kain dan bahan baku lainnya rata-rata sudah naik semua,” ujar Pemilik Pusat Produksi Kaos dan Jaket Kusuma Tina saat ditemui, Rabu (2/10).

“Proses produksi sangat bergantung pada energi listrik, terutama mesin bordir. Mesin ini memakan daya paling besar, setidaknya mesin ini membutuhkan 2.600 watt sekali angkat dan dioperasikan selama 22 jam,” jelas Tina.

Naiknya TDL ini membuat harga produk konveksi naik sekitar 5% sampai 7,5%. Misalnya harga jaket yang tadinya Rp95.000 per item, naik menjadi Rp105.000 sampai Rp110.000. Ketentuan harga ini juga masih bergantung pada desain dan bahan baku atau kain yang digunakan untuk produk yang akan dibuat.

Sementara di pengusaha konveksi lainnya kenaikan harga produk sekitar 5%. Marni salah satu pemilik Wijaya Konveksi mengatakan harga bahan baku yang juga ikut naik membuat harga produk juga harus ikut menyesuaikan.

“Kalau tidak naikkan harga, semakin berat jualnya. Karena bahan baku juga naik terus,” jelas Marni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya