Jogja
Jumat, 3 September 2021 - 22:40 WIB

Tekan Angka Kematian Pasien Covid-19, Ini Kebijakan Dinkes Kota Jogja

Harian Jogja  /  Yosef Leon  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona varian delta plus. (Dok. Bisnis)

Solopos.com, JOGJA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja menyebut, ada tiga kebijakan pokok yang bakal dijalankan secara beriringan dalam menurunkan angka kematian pasien Covid-19 di wilayahnya.

Kebijakan itu nantinya diharapkan mampu menekan kasus harian maupun kematian pasien Covid-19 yang jumlahnya masih fluktuatif sampai saat ini.

Advertisement

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah mengklaim kematian pasien Covid-19 turun sebulan belakangan. Demikian juga kasus harian baru Covid-19. Puncak kematian pasien Covid-19 terjadi pada rentang Juni-Juli yaitu sebanyak 38 pasien dalam satu hari.

“Kematian kalau kita lihat dari awal Juni meningkat dan puncaknya itu di angka 38 dan semakin ke sini semakin menurun. Terakhir pada 2 September itu ada 8 kematian dan 1 September 0 kematian. Memang masih ada tapi sudah menurun,” ungkap Lana, Jumat (3/9/2021).

Advertisement

“Kematian kalau kita lihat dari awal Juni meningkat dan puncaknya itu di angka 38 dan semakin ke sini semakin menurun. Terakhir pada 2 September itu ada 8 kematian dan 1 September 0 kematian. Memang masih ada tapi sudah menurun,” ungkap Lana, Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Jadi Satu-Satunya Zona Merah di Jawa, Ini Upaya Gugus Tugas Kulonprogo

Oleh karenanya, Pemkot Jogja bersama berbagai pihak akan menguatkan tiga kebijakan yang dijalankan secara beriringan. Yakni penerapan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas). Pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment), serta upaya percepatan vaksinasi.

Advertisement

Pasien Covid-19 Kota Jogja

Cakupan vaksin harian juga diperluas dengan tambahan target dan distribusi vaksin. Ke beberapa sentra dan fasilitas kesehatan yang melayani program vaksinasi. Penerapan PPKM berjenjang juga berpengaruh kepada sebaran kasus dan juga tingkat kematian.

“Upaya kita dalam PPKM memang terlihat ya ada penurunan kasus. Namun, di sisi lain mobilitas masyarakat masih tetap ramai ya. Kalau bisa dikurangi hasilnya pasti akan signifikan turun,” jelasnya.

Baca juga: Balai Kota Jogja Jadi Kawasan Wajib Vaksin dan Masker

Advertisement

Di sisi lain, upaya treatmen atau perawatan kepada pasien Covid-19 juga dioptimalkan. Termasuk penempatan pasien ke sejumlah selter yang dikelola oleh Pemkot Jogja. Namun demikian, Lana menyebut bahwa ada klasifikasi tertentu dalam perawatan pasien Covid-19.

“Masing-masing level itu juga ada penentuannya. Misal kalau yang isoman dan isoter itu hanya untuk yang gejala ringan atau tanpa gejala. Kemudian kalau gejala sedang bisa ke RS rujukan yang bukan critical. Tapi kalau kondisinya sudah berat atau kritis itu wajib ke RS critical dan perawatan yang intensif. Jadi masing-masing memang disesuaikan dengan gejalanya,” jelas Lana.

Selain itu, kepada pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta (komorbid) juga diupayakan faktor risikonya. Lana berpendapat bahwa upaya dalam mengendalikan risiko pasien Covid-19 dengan komorbid dijalankan. Agar tingkat kematian bisa diminimalisir serendah mungkin. “Kita akui komorbid memang memperparah ya. Sehingga upaya menekan risiko dan pengelolaan Covid-19 nya memang harus dilakukan dengan baik,” ucap dia.

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif