SOLOPOS.COM - Lembaga di bawah Gubernur DIY, Paniradya Kaistimewaan Jogjakarta kembali menggelar acara Rembag Kaistimewaan dengan Tema Momenku Siap Berkemas yang digelar secara daring, Kamis (14/9/2023). (Istimewa).

Solopos.com, JOGJA — Lembaga di bawah Gubernur DIY, Paniradya Kaistimewaan Jogjakarta kembali menggelar acara Rembag Kaistimewaan dengan Tema Momenku Siap Berkemas yang digelar secara daring, Kamis (14/9/2023).

Diskusi ini dihadiri Kepala Bidang Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewan Nugraha Wahyu Winarna, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Didik Wardaya, Wirausaha Belia SMK Al-Hikmah Gubukrubuh Mohammad Alva Priyandhito, dan Wirausaha Belia SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta Hanisa Rachel Novarizka.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Diskusi kali ini membahas program Momenku siap Berkemas yang merupakan program wirausaha bagi siswa SMK di Jogja.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Didik Wardaya, program ini bertujuan memberantas kemiskinan dan tingkat pengangguran.

“Momenku siap Berkemas ini artinya secara kalimat ini adalah bersiap untuk masa depan kita. Tapi secara akronim ini model manajemen kelompok usaha siswa partisipasi berantas kemiskinan masyarakat. Ini adalah pergerakan untuk SMK di jogja bagaimana memodifikasi dan mengembangkan pendidikan kewirausahaan agar terimplementasi dan bisa menghasilkan wirausaha meskipun masih sekolah,” ujarnya.

Didik melanjutkan, usaha yang dilakukan oleh para siswa ini juga turut memiliki peran serta sekolah sebagai lembaga pendidikan sekaligus yang berperan membantu mengembangkan usaha.

Harapannya, usaha yang dibangun oleh para siswa ini nantinya bisa memiliki manfaat bagi masyarakat.

“Dalam pembelajarannya mulai dari penyadaran nantinya ke depan persaingan akan semakin ketat. Nantinya, ada proses pemberdayaan dengan membangun kelompok usaha antar siswa dan proses pengembangan bagaimana sekolah bisa mengembangkan usaha siswa tersebut. Sebelum nantinya ke pemantapan agar bisa memberikan manfaat untuk masyarakat,” tambahnya.

Didik menjelaskan alasan program ini menyasar siswa SMK adalah persaingan di dunia industri yang sangat ketat. Selain itu, Didik menyebut ini sekaligus memanfaatkan program dari kurikulum merdeka, sehingga bisa mengajak siswa punya usaha mandiri sebelum lulus.

“Dasarnya adalah menekan pengangguran terdidik lulusan SMK, kami menyadari betul karena pekerjaan untuk SMK ini banyak hilang karena Revolusi Industri 4.0 ketiga karena pertumbuhan ekonomi belum bisa menyerap lulusan semua pendidikan, meningkatkan indek pembangunan pemuda ini naik . Dengan cara demikian kami melakukan memodifikasi dengan cara merdeka belajar ini bisa menjadi implementatif. Karena pelatihan kewirausahaan selama ini hanya menjalankan usaha sekolah, ketika lulus mereka harus mulai dari nol, ini yang kami ubah agar usahanya sudah punya anak sendiri,” ujarnya.

Kepala Bidang Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewan Nugraha Wahyu Winarna, mengatakan program ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak Paniradya Kaistimewaan melalui Dana Istimewa.

Saat ini sudah ada 30 SMK yang mendapatkan bantuan wirausaha tersebut.

“Adanya program ini sesuai dengan tugas pokok kami, dalam perencanaan pengendalian sangat mendukung. Program ini sudah dilaksanakan di 2021 tapi waktu itu namanya masih Delmanku Siberkim. Dulu diawali dengan sembilan SMK kini sudah 20 kelompok usaha dari 30 SMK, tahun depan akan kami dukung lagi melalui Dana Istimewa akan mengajukan untuk 30 kelompok, semoga semakin ke depan semakin banyak sasaran kelompok dan SMK,” kata dia.

Salah satu penerima bantuan tersebut yakni Wirausaha Belia SMK Al-Hikmah Gubukrubuh Mohammad Alva Priyandhito. Ia menyebut adanya bantuan tersebut dimanfaatkannya untuk membuat usaha distribusi sayur dan jamur dari petani ke pedagang.

“Usaha saya itu pelopor sayur dan jamur dari petani ke pedagang, orang tua saya pedagang sayur dan saya dididik berjualan dari SD. Itu mendorong saya untuk bisa seperti orang tua saya dengan cara saya. Saya merasa sangat terbantu karena banyak yang mengenal saya dan ingin menjual hasil sayurnya kepada saya dan meningkatkan omzet,” kata dia.

Selain Alva, penerima bantuan lainnya adalah siswi SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta Hanisa Rachel Novarizka. Ia mengembangkan usaha fashion yang berawal dari kegemarannya menonton anime di layar kaca.

“Awalnya saya suka lihat anime atau manga di usia lima tahun atau kelas, saya lihat runaway beberapa brand di YouTube dan saya juga suka memadupadankan pakaian. Jadi ibu saya masukkan saya ke fashion design dan saya mengikuti beberapa show di Jogja,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya