SOLOPOS.COM - Ilustrasi penangkapan penjahat (JIBI/Solopos/Dok.)

ilustrasi

JOGJA-Komando Inti Keamanan (Kotikam) DIY menepis anggotanya terlibat dalam aksi kekerasan yang dialami dua anggota TNI di Jogja. Sebaliknya, Kotikam mengutuk segala bentuk premanisme yang belakangan terjadi di Jogja.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Ketua Umum Kotikam DIY Harun Al-Rasyid mengatakan, tak ada anggota Kotikam terlibat penganiayaan yang berujung tewasnya Anggota Kopassus Sertu Santoso di Hugos Cafe. Begitu pula kasus pembacokan yang dialami Anggota Unit Intel Kodim Jogja Sertu Sriyono.

“Isu itu tidak benar dan perlu diluruskan. Kotikam tidak ada sangkut pautnya dengan dua kejadian di atas. Mereka bukan anggota kami, hanya mengaku-aku saja,” kata Harun kepada Harian Jogja di RM Dapur Sambal, Jalan Ibu Ruswo, Jogja, Sabtu (23/3/2013).

Menurutnya, salah tersangka DD, yang tewas akibat penyerbuan orang-orang bersenjata di Lapas Cebongan, bukanlah anggota Kotikam. Begitu juga dengan Marcell tersangka pembacokan di depan RM. Cak Koting.

“DD memang datang saat Musda beberapa hari lalu. Dia bukan anggota hanya simpatisan saja. KTA (kartu tanda anggota) saja belum kami cetak,” jelas Harun.

Ia menegaskan, aksi kekerasan yang belakangan terjadi di Jogja tidak mencerminkan sikap, perilaku dan budaya Jogja. Ia meminta, tidak ada lagi kelompok-kelompok yang berbuat onar di wilayah Jogja.

“Kami mengutuk keras setiap aksi kekerasan dan premanisme yang terjadi di wilayah Jogja. Kami siap membantu aparat keamanan untuk menciptakan situasi Jogja yang aman dan kondusif. Jangan sampai jogja tidak aman,” tekad Harun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya