Jogja
Kamis, 29 September 2011 - 14:43 WIB

Tercebur wajan panas, balita tewas setelah 9 hari opname

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Suasana duka masih menyelimuti sebuah rumah sederhana di Dusun Tulasan, Mulyodadi, Bambanglipuro, Kamis (29/9) siang. Dengan kedua mata sembab, si pemilik rumah, Sardiyono, 30, tetap ramah menyalami pelayat yang masih berdatangan meski prosesi pemakaman anak semata wayangnya, Bryan Firman Adam, 3, telah usai.

“Pemakamannya tadi sekitar pukul 10.00 WIB di tempat pemakaman umum (TPU) sebelah rumah,” kata Sardi, demikian pria yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang kebun honorer di SD Tulasan itu disapa.

Advertisement

Dengan terbata-bata, Sardi menjelaskan, Bryan menjalani perawatan intensif selama sembilan hari di RSUP Dr Sardjito Jogja karena luka bakar serius dari perut hingga kedua kakinya. Pasalnya, pada Selasa (20/9) silam, Bryan tercebur dalam wajan besar berisi sop panas di rumah ibu mertuanya di Saman, Sewon, Bantul.

Waktu itu, lanjut Sardi, istrinya yang bernama Denok, 28, sedang sibuk menyiapkan pesta pernikahan adiknya yang akan dihelat pada Kamis (22/9). Sementara Denok dan keluarga besarnya sedang sibuk memasak, Bryan dibebaskan bermain di sekitar dapur bersama seorang bocah lain yang usianya sepantaran.

Diduga asik berebut mainan dengan temannya, Bryan tidak menyadari kalau di dekatnya ada wajan besar berisi sop mendidih. “Katanya saat itu Bryan jalannya mundur, jadi tidak melihat di belakangnya ada wajan. Tidak ada saksi yang melihat secara pasti,” ujar Sardi.

Advertisement

Setelah mendengar Bryan menangis keras, keluarganya langsung berdatangan dan lekas mengangkat balita itu dari wajan. Saat itu juga, Bryan langsung dilarikan ke RSUP Dr Sardjito Jogja. “Waktu itu saya masih kerja. Saya dikabari kalau Bryan hanya rewel saja,” kenang Sardi.

Setelah melewati masa kritis selama menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito Jogja, kondisi Bryan mulai membaik. Beberapa luka bakarnya yang semula melepuh mulai mengering. Harapan bahwa Bryan akan segera sembuh seperti sedia kala pun membuncah di hati Sardi dan istrinya.

Namun, Rabu (28/9) petang, Sardi mendapat kabar bahwa anaknya mengalami muntah darah. Dengan diantar Suwahyono, Kepala SD Tulasan, Sardi beserta istrinya bergegas menuju ke RSUP Dr Sardjito. Baru menempuh perjalanan sekitar 1 km dari rumahnya, Sardi kembali mendapat kabar bahwa anaknya sudah meninggal.

Advertisement

“Terpukul sekali rasanya. Sebab, hari-hari sebelumnya, kondisi Bryan sudah mengalami peningkatan,” ucap Sardi. Meski demikian, Sardi akhirnya bisa menerima bahwa keputusan Tuhan tidak dapat dilawan. Sementara Sardi mulai tabah, istrinya masih mengalami shock berat.

Sepanjang prosesi pemakaman, ibu muda yang rela berhenti jadi karyawati di sebuah pabrik sejak dikaruniai anak pertama itu hanya mengurun diri di dalam rumah dengan didampingi sejumlah sanak kerabatnya.(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif