Jogja
Rabu, 11 Juni 2014 - 16:58 WIB

Tergiur Harga, Petani Giripeni Pilih Tanam Harga Bawang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman bawang merah (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Petani di Desa Giripeni, Wates, nekat menanam bawang di musim tanam kedua (MT II) yang semestinya ditanami padi. Seluas tiga hektare dari 80 hektare areal lahan di desa itu ditanami bawang merah karena petani tergiur harga bawang yang kian meroket.

Ketua Kelompok Tani Martani Giripeni, Dikin, 64, menjelaskan, pada MT II petani sebetulnya masih terbiasa menanam padi, sehingga tanaman lainnya cenderung ditinggalkan.

Advertisement

Akan tetapi, sebagian petani yang diperkirakan berjumlah 50-an orang memilih menanam bawang merah karena harga jual tinggi. “Satu kilogram bawang merah ukuran besar dapat dijual Rp18.000 sampai Rp20.000 kilogram,” sebutnya, Selasa (10/6/2014).

Menurutnya, sekalipun menjanjikan, menanam bawang merah pada MT II akan berisiko tinggi terkena hama dan banjir. Ia mencontohkan, hama ulat yang menyerang tanaman bawang di Giripeni saat memasuki usia 18 hari cukup meresahkan petani dan membuat petani berusaha  menghilangkan hama dengan menyemprot pestisida.

“Beruntung, antisipasi awal dilakukan secara cepat, sehingga di usia tanaman ke-35 hari sudah kembali bersih dari hama,” jelas Dikin.

Advertisement

Kardi, 50, petani lainnya, menuturkan, menanam bawang di MT II mirip berjudi. Akan tetapi karena sebagian petani sudah tahu cara mengatasi serangan hama, mereka tetap menanamnya. Harga jual di pasar, kata dia, juga lebih tinggi dan bisa meningkat sampai 50% jika dibandingkan dengan menanam bawang pada MT III. “Biasanya hanya Rp13.000 sampai Rp15.000 per kilogram,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pada awal Juli mendatang, petani bawang yang menanam di MT II harus sudah panen karena lahan akan kembali ditanami bawang secara bersama-sama dengan petani lainnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, kenaikan harga bawang merah dan putih baru terjadi lima hari hari lalu. Beruntung, minat beli konsumen tidak menurun meski harga meroket, sehingga pedagang tidak terlalu merasakan dampaknya.

Advertisement

Rawiyati, 60, pedagang di Pasar Wates, menyebutkan, harga satu kilogram bawang merah kecil Rp15.000 per kilogram, sedangkan ukuran besar mencapai Rp20.000 per kg. Sebelumnya, bawang merah ukuran kecil hanya Rp12.000 per kg dan besar Rp17.000 per kg. Demikian pula dengan bawang putih, dari Rp12.000 per kg menjadi Rp14.500 per kg.

“Untungnya tidak berpengaruh pada penjualan, saya menaikkan harga karena dari penyetor harganya sudah naik,” ujarnya.

Ia menilai, bawang putih dan merah merupakan bahan utama dalam memasak, sehingga orang akan tetap membutuhkan dan membeli sekalipun harganya tinggi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif