SOLOPOS.COM - Petugas PMI DIY melakukan droping air di Gunungkidul. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih fokus menangani kekeringan di empat Kabupaten daerah setempat, meskipun musim hujan diperkirakan mulai turun pada November 2014.

“Meskipun sebagian sudah turun hujan, kami masih menekankan penanganan kekeringan di 24 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo, dan Sleman,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Gatot Saptadi, Rabu (5/11/2014).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Gatot mengatakan, sebelumnya penanganan kekeringan memang ditargetkan selesai pada akhir Oktober 2014, namun sesuai fakta di lapangan kekeringan masih melanda beberapa kecamatan di empat kabupaten meskipun dengan kondisi kekeringan yang berbeda.

“Untuk Kabupaten Sleman, hanya satu kecamatan yakni Kecamatan Prambanan,” kata dia.

Dengan demikian, ia menyebutkan dana penanganan kekeringan untuk peruntukan mulai November-Desember kembali dianggarkan sebesar Rp2 miliar.

“Dana siap pakai Rp2 miliar untuk sementara sampai Desember, selanjutnya kami sesuaikan lagi apakah kekeringan masih berkepanjangan atau tidak,” kata dia.

Ia mengatakan, dana tersebut antara lain akan difokuskan untuk keperluan dropping air serta pengadaan sumber air lainnya. Hingga akhir Oktober lalu, dropping telah dilakukan 600 kali ke wilayah 24 kecamatan yang dinilai masih dilanda kekeringan.

Menurut dia, selama hujan masih belum turun merata di seluruh wilayah kekeringan, penanganan kekeringan masih menjadi fokus BPBD DIY.

“Kami justru berharap masing-masing desa di 24 kecamatan tersebut dapat melakukan upaya tangguh mandiri, misalnya dengan membuat tempat tadah hujan sendiri-sendiri,” kata dia.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja memperkirakan awal musim hujan akan terjadi pada awal November, yang dimulai dari Jogja bagian Utara ke bagian Selatan.

“Kabupaten Gunungkidul biasanya paling akhir,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jogja, Tony Agus Wijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya