SOLOPOS.COM - Papan nama minimarket berjejaring di kawasan Jl.Imogiri Timur KM 15 yang sudah berganti nama menjadi Indo Lestari, Jumat (6/11/2015) siang. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Toko modern di Bantul semakin bertebaran

Harianjogja.com, BANTUL—Berdirinya toko modern berjejaring di Dusun Badegan, Desa Bantul, Kecamatan Bantul meresahkan sejumlah pemilik warung kelontong yang berdiri tidak jauh dari toko modern tersebut. Mereka berharap toko yang baru memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) itu tidak beroperasi agar tidak mematikan mata pencaharian mereka.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Nuryanti, pemilik warung kelontong yang berjarak sekitar 30 meter dari berdirinya toko modern mengaku resah jika nantinya toko modern itu benar beroperasi. Pasalnya sejak warungnya berdiri sepuluh tahun lalu, sekitar lima tahun terakhir omsetnya menjadi menurun deratis sejak adanya toko modern berjejaring di sebelah timur warunya yang berjarak sekitar 200 meter.

“Kabarnya yang sebelah itu [sekitar 30 meter di sebelah barat warungnya] juga mau dipakai toko modern. Jadinya warung saya dikepung,” ujarnya Kamis (3/11/2016).

Sebelumnya Nuryati mengatakan belum tahu adanya pendirian toko modern yang tidak jauh dari warungnya tersebut. Nuryanti mendengar kabar berdirinya toko modern tersebut malah dari sales yang biasa memasok produk kepadanya.

Setelah melihat, Nuryanti mengaku kaget karena tidak ada pemberitahuan sebelumya terkait dengan pendirian toko modern berjejaring itu.

Bersambung halaman 2

Dia mengatakan sebagai pedagang kecil mengaku was-was jika pelanggannya kemudian akan beralih berbelanja ke toko modern berjejaring. Selama ini ia mengandalkan hasil warung kelontong tersebut. Terlebih kata warga Dusun Bejen, Desa Bantul ini, suaminya sudah tidak bekerja lagi dan masih harus membiayai satu anaknya yang masih duduk di bangku kuliah.

Kini dia mengaku hanya bisa pasrah dan berharap supaya toko modern itu tidak jadi beroperansi. Harapnya supaya toko modern tersebut tidak diizinkan karena terlalu dekat dengan pasar tradisional dan warung kelontong. Dia juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bantul agar memperhatikan para pedagang kecil, pasalnya pedagang seperti dia hanya ingin mandiri mencari penghidupan sendiri melalui berdagang.

Hal senada juga diungkapkan Sunarlan pemilik warung kelontong lain yang berjarak kurang lebih 10 meter dari berdirinya toko modern berjejaring itu. Dia juga mengaku khawatir dengan kelangsungan warung kelontong miliknya yang akan jelas terancam jika toko modern tersebut mulai beroperasi.

Oleh karana itu sekarang Sunarlan sedang memutar otak untuk beralih ke usaha yang lain, karena warung kelontong miliknya terancam akan bangkrut jika tetap buka bersamaan dengan beroperasinya toko modern itu.

Bersambung halaman 3

“Saya kepikiran untuk pindah usaha yang lain, seperti menjual pakan ternak. Karena dulu saya juga pernah jualan pakan ternak tapi sudah tutup,” jelas Suparlan yang merupakan Ibu RT 12, Dusun Badegan itu.

Kendati mengancam kelangsungan warung kelontong miliknya, Suparlan mengaku tak kuasa menolak adanya toko modern yang telah berdiri itu. Dia menyebut pihak toko modern pernah melakukan sosialisai dengan sejumlah warga di RT 12, dan memberikan sejumlah uang masing-masing Rp100.000.

“Mau bagaimana lagi sudah berdiri dan katanya juga itu tempatnya sudah dikontrak 20 tahun,” ujarnya.

Sementara itu Pihak PT Indomarco Prismatama Jogjakarta (IPJ) melalui Staf Operasioal, Karim  mengaku telah memberikan sosialisasi kepada warga yang berada di sekitar berdirinya toko modern itu. “Kami sudah melakukan sosialisai nanti buktinya akan kami lampirkan saat mengurus perizinan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya