SOLOPOS.COM - Suasana musyawarah ganti rugi pengadaan tanah jalan tol Jogja-Solo di Kalurahan Maguwoharjo, Depok, Senin (24/7/2023). - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Solopos.com, SLEMAN — Puluhan warga Maguwoharjo, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, protes atas besaran nilai ganti rugi pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo. Para warga ini menilai ganti rugi yang ditawarkan tidak sebanding dengan nilai tanah yang mereka miliki.

Puluhan warga itu menyampaikan keberatan itu saat agenda musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian pada pengadana tanah pembangunan jalan tol Jogja-Solo di Kalurahan Maguwoharjo, Senin (24/7/2023).

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Salah satu warga yang mengaku keberatan, Jaka Purwanto, mengatakan bahwa nilai ganti rugi yang diberikan tidak sebanding dengan nilai aset yang dimiliki warga.

Jaka menceritakan banyak warga terdampak tol yang hidup dari usaha di lokasi tersebbut. Salah satunya adalah dia. Dia memiliki usaha dua rumah kontrakan. Dari bisnis tersebut, dia mampu meraih omzet Rp40 juta per tahun.

Belum lagi usaha-usaha warga lain yang terdampak karena usaha tersebut sangat bergantung dari lokasi usaha yang apabila dipindahkan ke lokasi baru, belum tentu dapat menghidup warga seperti sekarang ini.

“Ternyata semua dihargai yang tidak sebanding. Makanya kami meminta tim appraisal mengkaji ulang harga tanah dan bangunan. Terutama tanah,” ujarnya.

Menurut Jaka, harga tanah yang diberikan saat ini tidak sebanding, karena warga juga bercita-cita membeli tanah di sekitar kawasan sebelumnya. Jaka khawatir hasil ganti rugi yang diberikan saat ini membuatnya tak mampu membeli tanah di kawasan yang sama.

“Kalau kami disuruh beli Cangkringan, Ngemplak untuk apa. Wong kami sekarang kerja juga di daerah sini juga,” tandasnya.

Menurut Jaka nilai appraisal yang diberitahukan pada musyawarah kedua ini tidak mencerminkan ganti untung. Melainkan hanya ganti wajar.

“Kalau pembebasan lahan itu ganti untung, ini enggak ganti untung. Nilainya ganti wajar, angka wajar,” tegasnya.

Dia mengaku khawatir dengan nilai ganti rugi tersebut tidak bisa beli tanah di sekitar lokasi terdampak. Akhirnya malah kehidupan warga semakin sengsara, bukan malah tambah baik.

Tak hanya itu, Jaka juga menyinggung adanya kesalahan penghitungan appraisal pada 16 bidang tanah, termasuk bidang miliknya .

“Andai kata kemarin itu kami tidak melakukan komplain, itu 16 bidang itu enggak ada perubahan angka. Sekarang ada berubah,” ujarnya.

Dia menjelaskan, mulanya, nilai bangunan dua kontrakan Jaka seluas 150 meter dihargai Rp165 juta. Setelah dikomplain, harga dua kontrakannya dinilai sebesar Rp336 juta. Dia menakar, bangunannya saat ini hanya dihargai Rp1,5 juta-Rp2 juta per meter. Padahal menurut hitungannya, paling tidak harga bangunan miliknya bernilai Rp6 juta-Rp7 juta per meter.

Pada musyawarah kali ini, ada 25 orang dengan 32 bidang tanah yang mengajukan keberatan atas nilai appraisal yang ditetapkan. Keberatan ini disampaikan secara tertulis dalam musyawarah.

“Jadi kami itu warga terdampak tol Solo-Jogja seksi 2 terutama di Padukuhan Ringinsari dan Sembego. Jadi kami itu sebenarnya sangat mendukung adanya jalan tol ini, cuma kan harusnya ada sesuatu konsekuensi yang bagus,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Jaka tidak ingin warga menerima uang miliaran rupiah tapi tidak bisa membeli tanah karena ganti rugi yang diberikan tidak sebanding.

“Kami berkomitmen mendukung ini [tol], cuma kami tolong diperhatikan jangan sampai nanti kami itu setelah nerima uang miliaran tapi kami enggak bisa beli tanah,” tegasnya.

Warga lainnya yang mengajukan keberatan, Sukardi juga berharap ada revisi atau peninjauan ulang pada nilai appraisal yang ditetapkan. Bangunan tol Jogja-Solo melintas miring pada bidang tanah milik Sukardi.

Hal ini berdampak pada bidang tanah yang tersisa berbentuk runcing. Sementara tanah dengan bentuk semacam ini menurut Sukardi akan sulit untuk dimanfaatkan.

“Jadi yang ketinggal itu kan bentuknya lincip. Ini kurang efektif. Sehingga nanti kerugian yang akan saya alami, harga tanah saya yang sisa ini akan mempunyai harga yang menurun,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia mengajukan agar sedikit tanah miliknya turut dibeli agar bentuknya tidak lancip. “Sudah saya minta pakai surat permohonan tapi enggak ada tanggapan,” ungkapnya. “Dengan penggantian uang yang sekarang ini menurut saya belum sesuai dengan harapan kami,” tegasnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Puluhan Warga Maguwoharjo Tolak Nilai Ganti Rugi Tol Jogja-Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya