SOLOPOS.COM - Pelajar yang terlibat tawuran didamaikan dengan pengajian di Mapolsek Tempel, Kamis (6/3/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN—Aksi tawuran pelajar kembali terjadi di Sleman pada Rabu (5/3/2014) lalu. Belasan pelajar dari dua sekolah, bertengkar di depan salah satu sekolah di Tempel. Kepolisian mendamaikan dua kelompok dengan memanggil siswa yang terlibat dan dilakukan pengajian bersama.

Informasi yang dihimpun, Jumat (7/3/2014) tawuran terjadi antara sekolah setingkat SMA dari Godean dengan salah satu sekolah asal Tempel. Para pelajar dari Godean tersebut menggerudug ke Tempel menggunakan sepeda motor. Tanpa diketahui pasti penyebabnya tiba-tiba pertengkaran terjadi tak jauh dari sekolah yang berlokasi di Tempel.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kepolisian Sektor Tempel sebelum kejadian sudah mencium adanya gelagat mencurigakan di sekitar sekolah. Terutama banyak pelajar nongkrong berasal dari sekolah lain. Kepolisian menangkap para pelaku tawuran.

Kapolsek Tempel, Kompol Nugroho menjelaskan sebanyak 16 pelajar ditangkap saat terjadi pertengkaran pelajar kedua sekolah tersebut. Polisi juga menyita sebanyak delapan unit sepeda motor yang digunakan para pelajar.

Sejumlah batu dan dua pentungan besi yang digunakan para pelajar untuk tawuran juga disita. “Tawuran terjadi akibat kesalahpahaman dari kedua belah pihak. Kami mengamankan ada batu, kemudian dua besi dan delapan motor,” terangnya, Jumat (7/3/2014).

Keesokan harinya, ungkap Nugroho, dilakukan mediasi keenambelas pelajar didampingi orangtua, guru dan kepala sekolah dari dua sekolah tersebut.

Untuk memberikan nuansa spiritual yang diharapkan bisa menyadarkan siswa, seusai mediasi, para pelajar diajak mengikuti pengajian di halaman Mapolsek Tempel. Seluruh siswa yang terlibat juga dikenakan wajib lapor tiap hari Kamis.

“Sudah kami mediasi dan selesai, kami berharap tidak terulang lagi,” ungkapnya.

Kapolres Sleman, AKBP Ihsan Amin mengaku mengapresiasi langkah perdamaian dengan pengajian terutama untuk menggugah semangat spiritual siswa. Menurutnya segala usaha positif perlu dilakukan dalam menangani setiap persoalan.

“Ini terobosan baru, anak SMA tawuran, panggil orangtuanya, sekolahnya, dan didamaikan dengan ngaji bareng. Anak memang perlu dibina. Semua permasalahan pasti bisa diatasi dengan hati dan kepala dingin,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya