SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BANTUL–Tersangka kasus penyelundupan motor kredit macet ke Timor Leste, KWT, 27, warga Desa Tamanan, Banguntapan diduga telah menekuni profesi sebagai penadah sekaligus penyelundup sejak tiga bulan lalu.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Seminggu sekali, KWT mengirim sekitar 30 motor ke Surabaya melalui Stasiun Tugu Jogja.

“Yang digagalkan Polsek Banguntapan, Jumat (13/7), sebenarnya penyelundupan terakhir,” kata sumber Harian Jogja saat ditemui di wilayah Kecamatan Kasihan, Minggu (29/7).

Sumber yang mengaku kenal dengan KWT itu menuturkan, jika penyelundupan terakhir itu tidak digagalkan Polsek Banguntapan, KWT sudah berencana mengurus paspor untuk tinggal di Timor Leste. Di negara tetangga itu, KWT akan dimodali menjadi pemborong perumahan.

“KWT kenal dekat dengan orang Timor Leste yang menjadi otak sindikat penyelundupan itu. Ini kasus besar, antarnegara. Jangan main-main,” imbuh sumber tersebut.

Sebelum kenal dengan orang itu, KWT hanya berprofesi sebagai buruh. Sumber itu menambahkan, terbongkarnya kasus penyelundupan, bermula dari kecurigaan anggota Polsek Banguntapan. Sebab, rumah KWT diketahui menampung banyak motor baru. Motor yang telah dipreteli plat nomornya itu kemudian dikemas ulang dengan kardus.

“Karena KWT bisa menunjukkan STNK, biro jasa pengiriman di Stasiun Tugu tidak curiga. Lagipula, motor itu sudah tidak berplat nomor, jadi tampak masih baru,” urainya.

Mengenai cara KWT mendapatkan motor kredit macet, sumber itu belum menuturkan terlalu jauh.

Meski demikian, pria itu bersedia memberikan data identitas motor kredit macet yang kini disita di Polsek Banguntapan sebagai barang bukti. Dari sekitar 20 identitas motor itu, lima di antaranya berasal dari Kabupaten Bantul.

Diberitakan sebelumnya, dalam penggerebekan di rumah KWT, Jumat (13/7), polisi menyita delapan motor dilengkapi STNK dan sembilan STNK tanpa motor. Motor dan STNK tersebut diketahui berasal dari DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Sabtu (14/7), Polsek Banguntapan kembali menyita sembilan motor tanpa STNK di sebuah biro jasa pengiriman di sekitar Stasiun Tugu Jogja. Rencananya, sembilan motor itu akan dikirim ke Timor Leste melalui Surabaya.

Menurut Kapolsek Banguntapan AKP Arifin Sihombing, seluruh motor kredit macet keluaran tahun 2011 dan 2012 itu dibeli KWT dengan harga sekitar Rp4 juta hingga Rp5 juta. “Uang untuk menebus motor tanpa BPKB itu dari aktor utama yang tinggal di Surabaya,” ungkapnya, Jumat (28/7) lalu. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya