SOLOPOS.COM - Salah satu Tim Reaksi Cepat (TRC) memberikan pertolongan medis kepada salah satu korban dalam simulasi dan lomba penanganan kegawatdaruratan yang digelar Pusbankes 118 PERSI DIY di Waduk Sermo, Minggu (4/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Tim reaksi cepat berlomba menolong korban bencana alam

Harianjogja.com, KULONPROGO– Puluhan tim medis saling bergegas memberikan pertolongan kepada sejumlah korban bencana alam. Beberapa tim juga tampak sigap memberikan pertolongan pre hospital kepada salah seorang korban patah tulang.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Kesiapsiagaan tim medis ini, merupakan salah satu bagian dari kegiatan rutin Pusat Siaga Bantuan Kesehatan (Pusbankes) 118 yang tergabung dalam Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) DIY.

Simulasi tanggap darurat bencana yang digelar di kawasan Waduk Sermo itu diikuti 32 Tim Reaksi Cepat (TRC) dari rumah sakit dan puskesmas seluruh DIY.

Kegiatan tersebut dikemas dengan perlombaan penanganan gawat darurat. Tujuannya, untuk memberikan pengalaman penanganan kegawatdaruratan di masa bencana bagi para petugas medis.

“Selain itu, melalui kegiatan simulasi ini, diharapkan para tim medis dapat meningkatkan pelayanan medis gawat darurat kepada masyarakat,” ujar Instruktur Pusbankes 118 PERSI DIY Nyoman Suaba, Minggu (4/10/2015).

Kegiatan yang diikuti sekitar 250 personel ini rutin dilakukan setiap enam bulan sekali. Berdasarkan pengalaman penanganan medis di masa bencana erupsi Gunung Merapi, upaya untuk meningkatkan layanan kegawatdaruratan bagi para petugas medis menjadi komitmen yang dilakukan Pusbankes DIY.

Menurut Nyoman, kegiatan ini penting untuk dilakukan dan diberikan kepada para petugas medis di wilayah Jogja. Hal itu tidak terlepas dari pengalaman bencana yang pernah terjadi di wilayah DIY.

Provinsi ini memiliki potensi bencana alam yang cukup tinggi. Selain Gunung Merapi yang masih dinilai cukup aktif, DIY juga memiliki potensi bencana gempa bumi dan tanah longsor di bebarapa wilayahnya.

Berdasarkan latar belakang kebencanaan DIY itulah, penting bagi para petugas medis untuk meningkatan kemampuan dan keterampilan. Melalui kegiatan itu, TRC dari beberapa instansi kesehatan berlomba dan menunjukkan kemampuan serta kesigapannya menghadapi kondisi gawat darurat dalam kegiatan simulasi bencana alam itu.

“Kami harap ke depan semakin banyak partisipasi tim medis lainnya. Terutama bagi petugas medis di tingkat Puskesmas. Karena pengalaman ini penting bagi mereka,” tandas Nyoman.

Heni Wahyudati, perawat dari Puskesmas Galur I mengaku sangat mengapresiasi kegiatan kegawatdaruratan medis tersebut. Heni mengatakan, acara tersebut memberikan pengalaman berharga bagi dirinya dan timnya. Selain itu, pengalaman pertama ini memberikan pembelajaran bagi dia.

“Nantinya bisa kami aplikasikan dalam keseharian di Puskesmas. Meskipun, kami sendiri masih memiliki keterbatasan peralatan medis yang memenuhi standar. Tetapi mungkin itu bisa menjadi pembelajaran bagi kami untuk meningkatkan ketersediaan peralatan medis yang ada,” imbuh Heni.

Dalam kondisi kegawatdaruratan, tim medis dituntut untuk sigap melakukan penanganan terhadap pasien. Ke depan kegiatan ini tidak hanya akan menyasar petugas medis di lingkungan rumah sakit saja. Namun, petugas medis di Puskesmas seluruh wilayah DIY diharapkan dapar berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya