Jogja
Selasa, 10 Desember 2013 - 10:55 WIB

Tim UGM Telusuri Gua Baru di Pindul

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim UGM sedang meneliti kandungan gua yang baru ditemukan di sekitar Objek Wisata Gua Pindul, Senin (9/12/2013). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gua baru yang ditemukan beberapa waktu lalu di sekitar Objek Wisata Gua Pindul, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Senin (9/12/2013) mulai diteliti oleh tim ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM). Tim yang terdiri dari tiga orang ahli geografi dan sejumlah pemandu wisata menelusuri gua untuk mengetahui kandungan yang ada di dalam.

Lebih kurang dua jam menelusuri gua, tim masih belum menemukan ujung dari gua yang berlokasi di Dusun Gelaran I tersebut. Gua sepanjang sekitar 70 meter dihiasi stalakmit dan stalaktit yang berpotensi menjadi objek wisata. Hanya, sekitar 30 meter dari mulut gua kandungan oksigen semakin berkurang sehingga terasa pengap. Namun setelah perjalanan melebihi 60 meter kandungan oksigen kembali banyak.

Advertisement

“Kemungkinan ujung gua ada di sekitar 60-70 meter dari mulut gua karena di situ kandungan udara semakin banyak, ada sedikit cahaya juga,” kata Eko Hariyono, ahli Geografi UGM seusai melakukan penelusuran gua baru.

Menurut Eko, sepanjang gua ditemukan banyak batu kalsit yang menyerupai berlian sehingga jika terkena sinar cahayanya memantul ke atas. Eko menduga tipe gua tersebut terbentuk dari aliran bekas sungai. Namun karena bagian timur gua ada lembah yang menurun sehingga aliran air berpindah yang sekarang disebut sungai banyu moto di ujung Gua Pindul.

Secara umum, kata Eko, bebatuan stalakmit dan stalaktit cukup bagus menjadi daya tarik untuk dikunjungi. Namun dia masih akan melakukan pemetaan kandungan alam dalam gua tersebut termasuk menemukan ujung dari gua itu.

Advertisement

Di dalam gua juga ada banyak lorong. Eko menyarankan tidak semua lorong bisa dikunjungi karena akan merusak konstruksi tanah yang ada dalam gua. “Nanti harus ada satu jalur untuk dikunjungi sehingga tidak semua ruangan dalam gua terinjak karena akan merusak,” papar Eko.

Eko juga mengimbau aktivitas pengeprasan dengan menggunakan alat berat backhoe, yang beroperasi di sekitar gua baru untuk lahan parkir dihentikan karena bisa merusak struktur gua. “Tadi kami menemukan material baru yang jatuh diduga karena getaran dari alat berat,” kata dia.

Salah satu tokoh masyarakat Gelaran I, Aris Wanto mengaku, saat ini pihaknya bersama warga masih terus berupaya membersihkan batu-batu kalsit yang memancarkan cahaya seperti berlian. Namun upayanya memang belum maksimal karena kendala oksigen dalam gua.

Advertisement

Untuk sementara ini mulut gua baru tetap ditutup untuk umum karena proses penelitian belum selesai. Aris khawatir akan merusak keindahan batu kalsit dalam gua jika belum ada mekanisme kunjungan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif