SOLOPOS.COM - KUALITAS UNGGUL—Wuryanto melatih Timbul, kambing PE miliknya yang berkualitas unggul, beberapa waktu lalu (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

KUALITAS UNGGUL—Wuryanto melatih Timbul, kambing PE miliknya yang berkualitas unggul, beberapa waktu lalu (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Timbul memang top. Siapapun yang ingin bercinta dengannya agar mendapatkan keturunan, haruslah membayar setidaknya Rp300.000. Kurang dari itu, Timbul tak akan melayaninya.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Meski pasang tarif, Timbul tetap banyak yang mendatangi. Banyak yang antre untuk bisa berduaan dan memadu kasih dengannya. Timbul memang hebat.

Tapi jangan berpikir negatif . Timbul di sini bukan nama seseorang. Tetapi seekor kambing jenis peranakan etawa (PE), yang dipelihara oleh Wuryanto, warga Dusun Ngaliyan, Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh. Kambing ini merupakan kambing unggulan, sehingga dicari-cari untuk kontes dan pembibitan.

Timbul merupakan kambing jantan dewasa yang istimewa. Keistimewaan terlihat dari ciri fisiknya, yakni badan tegap dan tinggi mencapai 110 cm, bulu halus berwarna hitam bagian kepala, sedangkan badannya putih, telinga panjang hingga 38 cm dan lebar delapan cm. “Gerakannya gesit sekali, dan tampak sehat,” ungkap Wuryanto, ditemui Harian Jogja di rumahnya, belum lama ini.

Wuryanto memelihara Timbul sejak delapan bulan lalu. Ia membeli kambing itu dari seorang temannya di Samigaluh, yang membutuhkan uang. Saat itu, Timbul masih berusia 16 bulan, dan dihargai Rp17 juta. Rekannya telah memelihara Timbul selama 13 bulan. Timbul didapatkan dari Wonosobo, seharga Rp10 juta saat berusia tiga bulan.

Ketika melihat pertama kali, saat itu Timbul masih bakalan pejantan, Wuryanto mengaku telah melihat tanda-tanda keistimewaan dalam fisik anak kambing itu. “Dilihat sekilas, ia tampak istimewa, makanya saya berani membeli tinggi,” katanya.

Di tangannya, kambing itu dipelihara dengan istimewa, yakni diberi makan hijauan dan mineral, diberi minum susu untuk kambing, dimandikan sekali seminggu, diajak jalan-jalan untuk kesehatan serta dirawat bulu dan tanduknya agar indah.

Ia mengungkapkan, kambing PE awalnya merupakan kambing hias, dengan harga mencapai tiga kali lipat dari kambing Jawa. Harga itu hanya untuk kambing kualitas biasa, sedangkan kambing PE kualitas unggulan, harganya tidak terbatas, tergantung kesepakatan pembeli dan penjual. Hal itulah yang terjadi pada Timbul.

Kualitasnya yang termasuk unggulan membuatnya diikutkan dalam kontes. Sudah dua kali Wuryanto membawa Timbul ikut kontes, dan selalu menang. Dalam kontes di Wates tahun 2010 dan di Jawa Timur tahun lalu, Timbul meraih juara umum calon pejantan.

Kini, timbul telah menjadi pejantan dan bisa menjalankan fungsi untuk pembuahan kambing betina. Karena telah memiliki prestasi, Wuryanto kemudian memasang harga yang tinggi untuk perkawinan dengan Timbul. Tak tanggung-tanggung, ia mematok harga Rp300.00 untuk setiap kali kawin.

Tidak semua kambing betina bisa kawin dengan Timbul. “Hanya indukan kambing PE unggulan yang boleh kawin dengan Timbul. Tujuannya untuk menjaga kualitas keturunannya,” jelas Wuryanto. Hingga saat ini, Timbul telah menghasilkan 25 keturunan, dan hampir semua merupakan bibit unggulan.

Wuryanto menambahkan, dirinya sengaja memelihara kambing PE unggulan karena lebih memiliki daya tawar. Karena kualitas yang unggulan, maka harga jual kambing seperti Timbul bisa tidak terbatas. Ia bahkan mematok harga jual Timbul di atas Rp50 juta. “Pernah ada yang menawar Rp35 juta, tapi tidak saya lepas,” katanya.

Hal ini berbeda dengan kambing PE kualitas biasa, yang harganya berkisar Rp5 juta. Harga ini berubah-ubah mengikuti harga pasar, sehingga peternak bisa merugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya