Jogja
Selasa, 3 Februari 2015 - 16:20 WIB

TINDAK ASUSILA SISWA : Pelaku Foto Bugil Butuh Pendampingan Kejiwaan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan (JIBI/Solopos/Dok)

Tindak asusila siswa berupa foto selfie tanpa busana diharapkan tidak mengakibatkan masyarakat melakukan ‘penghakiman massal’.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Ida Rochmawati meminta masyarakat tidak langsung menghakimi pelaku foto bugil yang beredar di masyarakat. Semua pihak juga harus bertanggungjawab karena perkembangan remaja tidak lepas dari pola asuh dan lingkungan masyarakat. (Baca
Juga : TINDAK ASUSILA SISWA : Duh, Foto Selfie Tanpa Busana 2 Siswi di Gunungkidul Beredar)

Advertisement

“Jangan langsung menghakimi dan harus dicari penyebabnya. Kurang bijaksana kalau kita langsung memutuskan bila pelaku bersalah, tanpa mengetahui permasalahan sejak awal,” kata Ida kepada Harianjogja.com, Senin (2/2/2015).

Dia menjelaskan selfie menurut beberapa pakar psikologi erat kaintannya dengan persepsi diri, aktualisasi dan kebutuhan akan perhatian. Pada dasarnya setiap orang ingin sekali mendapat penilaian positif akan dirinya, sehingga mereka berusaha sedemikian rupa untuk tampak ideal.

“Lewat media selfie, seseorang ingin mendapat perhatian dari orang lain. Hal ini masih bisa dianggap wajar bila dilakukan sebatas komunikasi sosial,” paparnya .

Advertisement

Namun, Ida menegaskan, ketika tindakan tersebut mulai berlebihan dan melampaui norma kepatutan, perlu dikaji ulang kondisi psikologisnya. Dia pun mengaku siap untuk memberikan konsulitasi kepada si pelaku foto selfie bugil tersebut.

“Perlu dicari latar belakangnya. Apakah sekadar fenomena sosial, adanya gangguan diri atau ada tujuan dan maksud tertentu. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada oknum dibalik tersebarnya foto-foto itu,” seru Ida.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif