SOLOPOS.COM - Ulama berdarah Tionghoa yang mencium kening Raja Salman. (Instagram)
Tionghoa Jogja, penganut agama lain pun ikut berefleksi
Harianjogja.com, JOGJA — Gema Ramadan dan Lebaran tidak hanya dinikmati pemeluk Muslim. Penganut keyakinan lain ikut menaruh harap agar momentum keagamaan ini membawa kebaikan bagi siapapun.
Nicodemus Sanny salah satunya. Penggiat bahasa Mandarin di Jogja yang juga berdarah Tionghoa ini merasa Ramadan membuatnya ikut berinteropeksi diri.
“Bagi saya pribadi, bulan suci ini juga memberi peringatan bagi saya untuk merenungkan selama ini saya juga melakukan dosa-dosa sehingga harus minta pengampunan dari Tuhan Yang Maha Esa,” katanya pada Harianjogja.com, Rabu (21/6/2017).
Ia berharap, agar Ramadan dan Lebaran tidak hanya menjadi seremonial semata tetapi mampu mengubah kondisi hidup yang dirundung masalah. “Dalam situasi global maupun nasional yang semakin panas, diharapkan bulan suci memberi siraman yang menyejukkan, dapat menangkal ajaran radikal, sehingga saudara muslimku bisa mengamal ajaran islam yang sejati,” katanya.
Sementara Novita salah satu penganut Muslim keturunan Tionghoa menilai Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan kasih sayang. Di bulan yang penuh berkah ini ia ingin memanfaatkan untuk berbuat baik. “Bulan penuh kasih sayang, karena begitu banyak jalan bagi kita melipatgandakan pahala dan menghapus dosa,” katanya.
Ia meyakini, setiap perbuatan baik akan menjadi berkah. Sekalipun sepele namun ikhlas dan niat karena Sang Pencipta, sangat banyak manfaatnya bagi diri pribadi dan lingkungan. Sekalipun dianggap biasa tetapi pahalanya berlipat ganda.