Jogja
Jumat, 27 Januari 2017 - 05:20 WIB

TIONGHOA JOGJA : Pemilihan Koko Cici Tebar Pesar Persatuan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Uji coba rekayasa lalu lintas diterapkan di persimpangan Jl. Perwakilan, Wates mulai Rabu (25/1/2017) pagi. Selama 30 hari mendatang, pengedara yang datang dari arah selatan, Jl. Diponegoro diharuskan mengambil rute ke barat. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Tionghoa Jogja, selain PBTY, pemilihan Koko Cici kembali digelar

Harianjogja.com, SLEMAN — Pergelaran Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XII akan menyuguhkan sesuatu yang berbeda karena diwarnai dengan ajang pemilihan Koko Cici Jogja. Ajang pemilihan ini mengangkat persatuan dan akulturasi.

Advertisement

Pembina Koko Cici Jogja Agustinus Eko Agus Susanto mengungkapkan, ke depan ajang ini akan identik dengan penyelenggaraan PBTY.

“Kemarin Sultan [Gubernur DIY Sri Sultan HB X] menghendaki PBTY dibuat tujuh hari sehingga juga diisi ajang pemilihan koko cici,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Bank Sinarmas, Sleman, Rabu (25/1/2017).

Semua lapisan masyarakat bisa mengikuti ajang ini dan tidak terbatas pada keturunan Tionghoa saja. Adapun syaratnya WNI, bersedia dan berkomitmen dalam mengenal dan mengembangkan budaya Tionghoa, usia 17-24 tahun, berdomisili di DIY dan akan menetap di DIY minimal satu tahun selama penugasan, tinggi 170 cm (koko), 165 cm (cici), belum menikah, dan berpenampilan menarik.

Advertisement

“Sekarang ini kami mengangkat Gelora Bhineka Tunggal Ika Pemuda Jogja. Tema ini diangkat untuk persatuan dan merangkul semua kalangan untuk belajar kebudayaan. Koko Cici Jogja diharapkan menjadi duta budaya Tionghoa, pariwisata, dan duta sosia,” ungkap dia.

Pria yang akrab disapa Agustinus ini mengatakan pendaftaran dibuka sejak awal Januari dan akan ditutup akhir Januari 2017. Sampai saat ini sudah ada 55 orang yang mendaftar. Mereka akan menjalani seleksi pada 4 Februari dan dipilih 12 koko dan 12 cici. Penilaian dimulai sejak 4 Februari.

Setelah itu, mereka akan memasuki masa karantina pada 6-8 Februari. Selama masa karantina, mereka akan belajar banyak hal seperti public speaking, Bahasa Mandarin, catwalk, pariwisata, pola opening, etika saat bertugas, etika menghadapi media, etika ketika melayani tamu kenegaraan, bersikap, hingga berdandan. “Semuanya sudah ada pakemnya. Ke depan 24 finalis akan mendapatkan seragam Koko Cici Jogja.

Advertisement

Selain mencari sepasang juara pertama, ajang itu juga akan mencari juara dua dan juara tiga, best fotogenic, people choice, dan talent.

“Kita ada enam kategori, jadi kita cari enam koko dan enam cici,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif