Jogja
Kamis, 20 Oktober 2016 - 09:55 WIB

TIONGHOA JOGJA : Sebanyak 139 Peserta Ikuti Chinese Test International

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana ujian HSK (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Tionghoa Jogja menggelar tes bahasa mandarin

Harianjogja.com, JOGJA — Sebanyak 139 peserta mengikuti ujian kompetensi Bahasa Mandarin Chinese Test International (CTI) yang digelar di Universitas Kristen Duta Wacana pada tanggal 15-16 Oktober 2016.

Advertisement

Sekretaris Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa (BKPBT) DIY Nicodemus Sanny mengungkapkan, CTI adalah ujian kompetensi bahasa Mandarin International yang diselenggarakan oleh HANBAN Beijing, Tiongkok. CTI ini terbagi menjadi tiga jenis, yakni Youth Chinese Test (YCT) yang diperuntukkan ke anak SD dan SMP, HSK yang untuk SMA dan dewasa, dan Businese Chinese Test (BCT) yang menguji kemampunan berbahasa Mandarin dengan kosa kata terkait bisnis.

“Nilai HSK dapat digunakan untuk pengajuan beasiswa untuk kuliah di universitas di Tiongkok,” kata dia, Rabu (19/10/2016).

CTI di DIY dilaksanakan oleh BKPBT DIY. Selain dari DIY, peserta ujian juga berasal dari Magelang dan sekitarnya. Ada pula peserta yang berasal dari Medan karena kebetulan berada di Jogja saat ujian berlangsung. “Diinjau dari peminat, maka CTI di DIY hanya melaksanakan dua jenis ujian yakni YCT dan HSK. Setiap tahun dijadwalkan dua kali, yakni Maret dan Oktober. Untuk tiga tahun terakhir ini, tempat ujian kami kerja sama dengan UKDW,” papar dia.

Advertisement

Ia menjelaskan, pada ujian tahun ini peserta yang YCT yang terdiri dari level satu hingga level empat berjumlah 80 orang, sedangkan HSK yang terdiri dari level 1 hingga level 5 (tidak ada peserta untuk level 6 kali ini) berjumlah 57 orang, ditambah dua peserta ujian lisan HSK level Intermediat sehingga total ada 139 peserta.

Ke depan, ada kemungkinan SD dan SMP mewajibkan para siswa untuk ikut ujian CTI sehingga tempat ujian di tahun-tahun yang akan datang dapat dilaksanakan di sekolah tersebut. Hal ini berhubungan dengan adanya wacana dari beberapa sekolah yang ada pembelajaran Bahasa Mandarin yang menginginkan ujian CTI sebagai standard karena di tingkat SD dan SMP tidak ada ujian nasional.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif