SOLOPOS.COM - Ilustrasi diabetes (Iran-daily.com)

Tips kesehatan menangani diabetes militus (DM).

Harianjogja.com, SLEMAN-Indonesia merupakan negara yang berada di urutan ke-4 dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Bahkan jumlah pengidap diabetes militus (DM) meningkat tiap tahun, terutama untuk DM tipe 2.  Data WHO memperkirakan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Lebih dari 60 persen pengidap diabetes tidak sadar kalau terkena diabetes. Kebanyakan datang ke dokter dalam kondisi sudah komplikasi,” ungkap Ahli Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) R. Bowo Pramono, seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com terima Rabu (6/4/2016).

Melihat kondisi ini Bowo menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih mengenali gejala diabetes sedini mungkin. Terdapat tiga gejala klasik diabetes yang dikenal dengan istilah 3 P yaitu poliuri atau sering buang air kecil, polifagi atau sering merasa lapar, dan polidpsi atau sering merasa haus. Disamping itu juga mengalami penurunan berat badan tanpa disertai dengan sebab yang jelas.

“Gejala-gejala ini memang kerap tidak diperhatikan sebagai keadaan yang harus dikhawatirkan sehingga tidak ada langkah untuk melakukan pemeriksaan ke dokter,” terangnya menyambut peringatan Hari Kesehatan Sedunia Kamis (7/1/2016) besok. Dalam peringatan hari kesehatan sedunia tahun ini WHO mengangkat tema upaya pengentasan diabetes.

Bowo menyebutkan bahwa diabetes bukanlah suatu openyakit yang mematikan. Namun begitu, penyakit yang timbul akibat peningkatan kadar gula dalam darah ini bisa memastikan apabila terjadi komplikasi.

“Karenanya skrining itu diperlukan dengan rajin check up setahun sekali,” tegasnya.

Mencegah DM

Bowo menuturkan untuk menekan risiko terkena diabetes masyarakat diharapkan lebih memperhatikan kesehatan dengan menjalani pola hidup sehat. Antara lain dengan makan sesuai dengan kebutuhan dengan komposisi nutrisi seimbang dan melakukan olahraga secara rutin.

“Pencegahan primer dilakukan dengan menjaga agar orang yang berisiko diabetes tidak sampai terkena diabetes karenanya perlu dilakukan skrining,”ujar Kepala SMF/KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito ini.

Sementara pencegahan sekunder dilakukan agar penderita diabetes tidak mengalami komplikasi akut. Pasalnya DM apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan komplikasi kronis seperti stroke, serangan jantung, gangguan syaraf tepi, dan amputasi. Begitu pula dengan pencegahan tersier perlu dilakukan agar penderita diabetes yang terkena komplikasi tidak mengalami cacat, amputasi, bahkan kematian.

“Karenanya program edukasi dan sosialisasi akan gejala, upaya pencegahan, dan pengelolaan diabetes ini sangat dibutuhkan untuk menekan prevalensi diabetes secara nasional,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya