SOLOPOS.COM - Aksi Smoke Free Agents di Jakarta, Minggu (15/2/2015). (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Tips kesehatan mengenai bahaya rokok pada anak

Harianjogja.com, JOGJA — Sejumlah penelitian tentang rokok sudah banyak dilakukan dan mengungkapkan berbagai jenis bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya. Secara medis, rokok memiliki efek yang sangat membahayakan bagi tumbuh, bukan hanya pada orang dewasa, tetapi juga pada anak.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Merujuk pada World Health Organization (WHO), Dokter anak Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Ade Febrina Lestari menjelaskan asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan berbahaya bagi tubuh manusia dan 70 jenis di antaranya diketahui mengandung zat yang bersifat karsiogenik.

“Jenis bahan atau zat yang terkandung dalam asap itu bersifat karsiogenik, yakni zat yang dapat memicu penyakit kanker,” ungkap Ade saat ditemui Harianjogja.com di ruang kerjanya, pekan lalu.

Ade mengungkapkan, ada tiga kategori orang yang menghisap asap rokok. Di antaranya, first hand smoker yang merupakan perokok itu sendiri, second hand smoker yakni orang yang berada di sekitar perokok dan third hand smoker yang mana bekas asap rokok dan partikel asap itu ditinggalkan oleh perokok.

“Setelah seseorang merokok, partikel asap akan menempel pada barang-barang yang ada di sekitar tempatnya merokok tadi. Itu juga sama bahayanya, karena first hand smoker itu hanya menghirup asap rokok yang dihisapnya sekitar 15 persen saja, sisanya disebarkan,” ungkap Ade.

Kandungan nikotin pada rokok akan menjadi zat adiktif bagi penghisapnya. Namun, lanjut Ade, bagi kesehatan tubuh, nikotin dapat mengganggu dan merusak pembuluh darah. Sedangkan dalam asap rokok mengandung karbon monoksida, secara fisiologi darah, zat tersebut merupakan musuh bagi oksigen dalam mengikat hemoglobin. Apabila darah telah terkontaminasi karbon monoksida, maka akan menggeser peran oksigen dan itu akan berbahaya pada kesehatan tubuh.

Salah satu akibatnya dapat berpengaruh fatal pada pertumbuhan janin, bayi lahir prematur hingga kematian bayi tanpa diketahui penyebabnya. Ade menambahkan, respirasi atau pernapasan pada anak itu berbeda dengan orang dewasa. Respirasi orang dewasa pada kondisi normal umumnya 18-20 kali per menit. Sedangkan, pada bayi, organ paru-paru yang masih kecil akan membutuhan asupan oksigen lebih besar, sehingga respirasinya lebih besar yakni mencapai 60 kali per menit.

“Anak pada usia satu tahun respirasinya antara 30-40 kali per menit. Jadi kalau lingkungan sekitarnya terdapat banyak asap rokok, maka anak akan menyerap lebih banyak asap dibandingkan orang dewasa,” imbuh Ade.

Dampak akibat asap ini jelas akan menganggu pernapasan. Ade mengungkapkan, pada anak yang memiliki bakat alergi atau asma, maka asap rokok tersebut dapat meningkatkan risiko kejadian asma sampai dua kali dari anak yang tidak terpapar asap rokok. Anak yang berada di lingkungan asap rokok juga akan berpotensi mengalami infeksi saluran pernapasan.

“Risiko infeksi saluran pernapasan pada anak ini bisa meningkat sampai lima kali. Demikian juga pada anak yang memiliki bakat radang paru-paru atau pneumonia, risikonya bisa meningkat dua kali dibandingkan anak yang berada di lingkungan tanpa asap rokok,” jelas Ade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya