Jogja
Kamis, 24 Maret 2016 - 07:20 WIB

TIPS KESEHATAN : Down Syndrome Bisa Dideteksi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tips kesehatan untuk down syndrome

Harianjogja.com, SLEMAN-Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (UGM), Widya Dwi Astuti, menyebutkan janin dengan down syndrome dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan di masa awal kehamilan. Adanya indikasi down syndrome ini dapat dilihat lewat pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Advertisement

“Kehamilan dengan janin down syndrome tidak menunjukkan gejala khusus pada ibu hamil, tapi bisa diketahui dengan pemeriksaan USG,” terangnya seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com terima Rabu (23/3/2016)

Down Syndrome disebutnya bukan karena faktor keturunan. Namun, sebabkan hadirnya kromosom 21 rangkap tiga atau disebut dengan trisomi 21. Dengan kata lain down sindrom ini dikarenakan kelainan pada kromosom nomor 21.

Widya menjelaskan pemeriksaan USG tahap awal dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kelainan pada janin. Seperti penebalan tulang tengkuk pada usia kehamilan 11-14 minggu. Apabila penebalan area tersebut melebihi 3 mm maka janin dicurigai down syndrome.

Advertisement

Jika hasil USG menunjukkan janin terkena down syndrome, Widya mengatakan perlunya dilakukan pemeriksaan lanjutan melalui tes darah. Pemeriksaan darah tersebut untuk karyotyping guna memastikan kromosom janin positif trisomi 21 atau tidak. Berikutnya, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan pada trisemester kedua melalui USG lanjutan melihat apakah terdapat kelainan organ janin.

“Jika kelainan yang terjadi cukup berat sehingga menyebabkan bayi tidak mampu bertahan hidup setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan pengakhiran kehamilan atau terminasi,” paparnya.

Janin dengan kelainan kromosom ini, dikatakan Widya bisanya juga akan mengalami kelainan pada organ-oran lainnya. Beberapa diantaranya mengalami kelainan pada jantung, kanencephali atau tidak memiliki tempurung kepala, kelainan ginjal, kelainan perkembangan organ gastrointestinal, serta bibir sumbing.

Advertisement

Menurutnya, risiko kejadian down syndrome dapat diminimalisir yakni dengan hamil diusia reproduksi sehat yakni 20-35 tahun. Apabila kehamilan di luar usia reproduksi sehat, maka kemungkinan janin mengalami down syndrome akan semakin tinggi. Namun begitu, risiko pada usia kehamilan sehat juga tetap ada, akan tetapi dengan kemungkinan lebih kecil.

Selain menjalani kehamilan pada usia reproduksi sehat, Widya menghimbau masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat. Dengan menerapkan gaya hidup sehat bisa menekan risiko kejadian down syndrome.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif