SOLOPOS.COM - Ilustrasi TBC di Boyolali (Google/ medicastore.com)

Tips kesehatan untuk mengatasi TB

Harianjogja.com, SLEMAN-World Health Organization (WHO) mencatat, pada tahun 2014, dari 9,6 juta pasien tuberkolosis (TB), 1,5 juta di antaranya mengalami kematian. Di Indonesia, dari 1.000 pasien TB, setiap tahunnya diprediksi 10-30 pasien meninggal.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Ahli Mikrobiologi Klinis Fakultas Kedokteran UGM, Titi Nuryastuti mengatakan angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara keempat terbesar dengan pasien TB terbanyak di dunia. Bahkan, tegas dia, TB menjadi penyakit menular dengan jumlah kematian terbesar setelah HIV/AIDS.

“Jumlah pendirita TB di Indonesia terus bertambah sejalan dengan semakin meningkatnya penderita HIV/AIDS, diabetes militus, dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistim imun,” terang lulusan doktor dari University of Groningen, Belanda ini seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com  terima Rabu (23/3/2016).

Pencegahan

Upaya pencegahan penularan TB dapat dilakukan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti tidak merokok dan meningkatkan kebersihan lingkungan. Bagi penderita TB diupayakan agar selalu menggunakan masker agar saat batuk atau bersin tidak ada keluarga dan orang disekeliling yang tertular. Selain itu juga tidak meludah di sembarang tempat.

“Usahakan untuk menampung dahak dengan tempat yang tertutup dan tidak membuangnya di sembarang tempat,” terangnya memperingati Hari TB Sedunia yang jatuh setiap 24 Maret.

Penyakit TB disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosa. Penularan terjadi melalui cairan ludah penderita TB saat berbicara, meludah, batuk maupun bersin. Gejala yang muncul seperti batuk secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, kadang-kadang dahak yang keluar bercampur darah, berkeringat di malam hari walapun tanpa aktivitas, sesak nafas dengan nyeri di dada, serta terjadi penurunan berat badan.

Pengobatan

Menurut dia penting bagi masyarakat untuk memastikan status diri akan TB. Hal ini perlu dilakukan mengingat Indonesia menjadi negara yang sangat berisiko terhadap TB. Untuk memastikan apakah seseorang terkena TB dapat dilakukan pemeriksaan dahak. Apabila hasilnya positif sebaiknya melakukan terapi TB secara kontinu. Pengobatan TB dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit dan BP4 yang diberikan secara gratis oleh pemerintah.

Lebih lanjut Titik mengatakan TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan. Pencegahan dengan memutuskan rantai penularan dengan mengobati penderita TB hingga sembuh total. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan menjalani pengobatan secara teratur hingga dinyatakan sembuh dengan waktu pengobatan berkisar 6-8 bulan.

“Kegagalan pengobatan TB banyak terjadi dikarenakan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan, banyak terjadi putus obat. Ini akan memperparah TB dan memunculkan resistensi pada obat ( TB-MDR),” kata penanggung jawab Lab. TB FK UGM ini.

Titik menyampaikan apabila pasien tidak teratur minum obat penyakit akan sukar diobati karena kuman menjadi kebal terhadap obat TB. Selain itu kuman dalam tubuh akan berkembang menjadi lebih banyak dan menyerang organ tubuh lainnya.

“Waktu penyembuhan juga lebih lama,” terangnya.

Karenanya ditegaskan kembali oleh Titik pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mendukung Indonesia bebas TB. Pemberantasan TB dapat dimulai dari keluarga dengan mendukung penderita untuk sembuh yaitu dengan menjadi pengawas minum obat dan pengobatan teratur hingga mencapai kesembuhan.

Sedangkan bagi keluarga yang memiliki risiko tinggi terhadap penularan TB diharapkan segera melakukan pemeriksaan dan skrining guna mengetahui status kesehatannya. Sementara bagi masyarakat luas diharapkan bisa terus meningkatkan pengetahuan tentang TB dan tidak melakukan stigmatisasi maupun diskriminasi pada penderita TB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya