SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika NS)

Tips kesehatan kali ini mengenai alternatif menjalani masa tua.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Usia tidak membatasi orang untuk menjadi produktif. Hal itu ditunjukkan di Bina Keluarga Lansia (BKL) Tunas Mekar di Dusun Bulak, Desa Tuksono, Sentolo.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Jemari Sutini, 63, begitu lincah menganyam serat agel di sebuah teras pendapa. Kerutan di wajah dan kulitnya

yang mulai keriput seolah tak mengendurkan semangatnya untuk tetap berkarya.

“Namanya juga orangtua, terkadang pikirannya akan kembali ke masa kanak-kanak. Namun, bukan berarti mereka

tidak bisa berguna bagi keluarganya,” ujar Ketua BKL Tunas Mekar Miniati saat ditemui Harianjogja.com, pekan lalu.

Miniati mengungkapkan selama ini BKL yang telah berdiri sejak 2005 silam itu, kegiatannya hanya terfokus pada pemecahan masalah keluarga yang memiliki orangtua lansia. Keluarga yang memiliki lansia, umumnya cenderung mengeluh persoalan sepele tentang orangtua mereka.

Ruang konseling selalu terbuka setiap waktu guna melayani keluh kesah yang dialami keluarga lansia.
Perlahan kelompok tersebut mengembangkan program yang dapat memberikan kesempatan bagi lansia untuk tetap semangat menghabiskan masa tuanya. Tak dipungkiri, jika selama ini rasa kesepian telah menjadi teman bagi
para lansia. Bagaimana tidak, ketika anak-anak mereka beranjak dewasa, bahkan telah berkeluarga, waktu luang

bersama anak kian berkurang.

Berbagai program disusun untuk memberikan kegiatan positif dan menarik bagi para lansia. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan BKL Tunas Mekar untuk para lansia diantaranya memberikan ruang berekspresi

melalui kesenian karawitan, pemberdayaan ekonomi kreatif melalui industri rumah tangga, kerajinan hingga

layanan kesehatan dan gizi lansia. Ada 70 lansia di dusun ini, tapi yang aktif dalam setiap kegiatan kami ada sekitar 40 orang.

“Sebagian besar dari mereka kini banyak yang menjadi buruh perajin kerajinan serat agel. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan lansia berkegiatan, tetapi juga dapat menghasilkan uang, paling tidak untuk dirinya sendiri,” papar Miniati.

Selain mendukung dengan memberikan bahan baku guna dianyam. BKL ini juga menjadi jembatan bagi para lansia untuk memasarkan hasil kerajinannya. Kelompok yang berdiri sejak tahun 2005 itu, juga mengadakan kerja sama dengan pengusaha. Tidak jarang barang setengah jadi yang dikerjakan bisa dipasarkan lagi hingga ke pasar luar negeri.

Bagi Sutini, menganyam serat agel menjadi rutinitas pengisi waktu. Namun, bagi nenek dua cucu ini, kegiatan

tersebut sangat berarti. Di usia senjanya, kegiatan itu menjadi pelipur lara ketika anak dan cucunya tak ada di

rumah untuk menemani. Bahkan, kegiatan ini juga bisa membuatnya berkumpul dengan lansia lain untuk saling mengobrol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya