SOLOPOS.COM - Patung akar menjadi salah satu spot favorit mengabadikan gambar di kawasan Titik Nol. (JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana)

Harianjogja.com, JOGJA—Kendati semakin diminati sebagai lokasi nongkrong menghabiskan waktu malam, kawasan Titik Nol Kilometer rupanya mulai ditinggalkan sebagai tempat nongkrong komunitas-komunitas hobi di Jogja. Mereka beralasan lokasi yang berada di pusat kota Jogja ini kian ramai sehingga tak terlalu nyaman untuk berkumpul sesama rekan sekomunitas.

Pegiat komunitas sepeda Custom, Felix Mario misalnya. Kepada Harianjogja.com, dia mengaku sudah tak terlalu sering lagi berkumpul di kawasan Nol Kilometer. Hal itu berbeda dengan dua tahun yang lalu. Saat itu komunitas penggemar sepeda unik ini kerap berkumpul dan menjajarkan sepeda mereka di kawasan Nol Kilometer sembari bertukar informasi seputar hobi mereka.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

“Dulu memang sering kumpul di Nol Kilometer. Sekarang di situ hanya jadi meeting point saja karena memang lokasinya strategis dan asyik untuk menunggu, setelahnya kami pindah sambil bersepeda bersama,” ujarnya.

Felix beralasan komunitasnya merasa tak nyaman karena khawatir dianggap mengganggu warga yang kongkow di Nol Kilometer Jogja. Pasalnya tiap kali berkumpul komunitasnya akan memarkir sepeda dan memenuhi trotoar di sekitar Titik Nol Kilometer. “Sekarang kan semakin ramai, kami tidak mau jadi sasaran kemacetan atau mengganggu warga. Jadi cari tempat lain saja,” tambah dia.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Elanto Wijoyono. Pegiat sepeda dan dedengkot komunitas Green Map Indonesia ini sudah tak terlalu sering berkumpul di kawasan Nol Kilometer meski mengaku tetap kesengsem tiap kali berada di sana. Wijoyono menilai Titik Nol Kilometer menarik karena merupakan ruang terbuka yang memiliki karakter kuat. Selain dapat bertemu banyak orang, peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya di kawasan itu masih kuat.

Sayangnya, seiring semakin ramainya kawasan Nol Kilometer semakin pelik pula permasalahan yang melingkupi. Terutama kebersihan. Wijoyono mengatakan, masalah ketertiban dan kebersihan sebenarnya masalah klasik di objek-objek wisata massal di kota manapun di Indonesia.
Apalagi Km Nol adalah pusat berbagai objek wisata di Jogja, mulai dari Malioboro, Benteng Vredeburg, Taman Pintar hingga Alun-alun Utara. Akibatnya kerap terjadi penumpukan warga di lokasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya