SOLOPOS.COM - Papan penolakan pembangunan tambak udang (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL- Supardi, 45, petani Desa Srigading Kecamatan Sanden Bantul mengatakan, keberadaan tambak udang tidak hanya akan menggusur lahan warga namun juga merusak tanaman dan lingkungan.

Berkaca dari keberadaan 10 lokasi tambak udang yang saat ini sudah berdiri di desa mereka.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Tambak udang itu selama ini menggunakan air dari muara Sungai Opak yang merupakan air payau. Agar udang dapat hidup, air yang ditampung di kolam atau tambak itu digerakkan oleh tenaga kincir mini.

Saat kincir dioperasikan, maka terjadi gumpalan kabut dari air payau yang mengenai lahan pertanian di sekitarnya. Tanaman yang terpapar air payau menjadi rusak sehingga menurunkan produksi pertanian.

“Selain itu, kalau tambak dibangun, limbahnya mau dibuang ke mana, apa mau dialirkan ke lahan pertanian di sekitarnya? Justru mencemari lingkungan,” kata Supardi, Selasa (18/3/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya