SOLOPOS.COM - Papan penolakan pembangunan tambak udang (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL-Warga Desa Srigading Kecamatan Sanden Bantul menolak rencana pembangunan tambak udang yang akan masuk ke wilayah mereka.

Tambak udang seluas 50 hektare itu bakal menggusur lahan pertanian yang selama ini menopang kehidupan warga pesisir.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Di sepanjang jalan raya menuju Pantai Samas di Desa Srigading Sanden, warga memasang plang berisi penolakan tambak udang. Suprapdi, 80 warga setempat mengungkapkan, sebentar lagi akan dibangun tambak udang di Desa Srigading seluas 50 hektare.

Sekitar 20 hari yang lalu, sudah dipasang patok di lokasi lahan tambak udang yang tersebar di sejumlah dusun di antaranya Dusun Ngepet, Tegalrejo, Soge Sanden, Dusun Cetan dan Dusun Baran.

Pemasangan patok yang diduga dilakukan pengusaha tambak udang itu tanpa melalui sosialisasi ke para petani yang menggarap lahan tersebut. Menurut Suprapdi, ada ratusan petani yang menggantungkan hidupnya pada 50 hektare lahan tersebut.

“Kalau mau dijadikan tambak udang, masyarakat yang buntung [rugi],” keluh Suprapdi ditemui Selasa (18/3/2014).

Lahan seluas 50 hektare tersebut selama ini ditanamai padi, bawang merah, cabai dan berbagai jenis hortikultura lainnya. Sebagian besar lahan dimiliki oleh Kepala Dusun atau disebut tanah lungguh lalu disewakan ke petani penggarap lahan.

Sebagian kecil lagi merupakan Sultan Grond (SG) yang dikelola warga untuk bercocok tanam.

Untuk tanah lungguh warga menyewa ke Kepala Dusun seharga rata-rata Rp15.000 per ru (1 ru sama dengan 14 meter persegi). Dugaan warga, tanah lungguh itu sengaja disewakan ke pengusaha tambak udang karena harganya lebih mahal menjadi Rp25.000 per ru.

“Kalau disewakan ke pengusaha memang untung, tapi petani yang menderita enggak ada lagi lahan. Kami semua di sini menolak tambak udang,” tegasnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya