Jogja
Rabu, 16 Desember 2015 - 21:55 WIB

TPA PIYUNGAN BANTUL : Picu Konflik, Ratusan Warga Tangkap Sapi Pemakan Sampah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunungan sampah di TPA Piyungan, Senin (11/5/2015). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

TPA Piyungan Bantul kembali menuai masalah.

Harianjogja.com, BANTUL– Keberadaan sapi pemakan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan menimbulkan konflik antar warga di desa setempat. Ratusan warga menangkap salah satu sapi tersebut lantaran kerap memakan tanaman di lahan pertanian.

Advertisement

Puluhan hingga ratusan ekor sapi pemakan sampah di TPA Piyungan yang merupakan milik warga Desa Sitimulyo Piyungan tersebut kerap masuk ke lahan pertanian warga di Dusun Sentul Rejo, Bawuran, Pleret. Desa Bawuran berada di sebelah selatan TPA sedangkan Desa Sitimulyo berada di sebelah Utara.

Ketua RT 4 Dusun Sentulrejo, Bawuran, Bakir mengungkapkan, puluhan ekor sapi tersebut saat musim hujan sering masuk ke lahan pertanian warga dan memakan tanaman yang ada di sana. Petani merugi jutaan rupiah.

“Kondisi ini sudah berlangsung delapan tahun hampir sembilan tahun. Setiap musim hujan pasti terjadi karena di sini sawah tadah hujan hanya bercocok tanam sekali. Itu pun dimakan sapi,” ungkap Bakir, Rabu (16/12/2015).

Advertisement

Para petani pemilik lahan yang merupakan warga Desa Bawuran serta Desa Wonolelo Kecamatan Pleret sudah berkali-kali memprotes persoalan ini ke para peternak sapi agar mengamankan hewan mereka namun faktanya serangan puluhan sapi ke lahan pertanian terus terjadi.

“Tadi malam ada sekitar 30 ekor sapi yang masuk ke lahan warga dan memakan tanaman,” imbuhnya lagi.

Kemarahan warga kian memuncak. Pada Rabu (16/12/2015) pagi ratusan warga dari berbagai dusun di Desa Bawuran dan Wonolelo yang lahannya kerap dimakan sapi mengamuk dan menangkap salah satu dari puluhan sapi tersebut, hendak mereka bunuh.

Advertisement

Namun akhirnya sapi tidak jadi disembelih hanya dibawa ke Kantor Desa Bawuran. Warga menunggu pemilik sapi muncul untuk mengambil ternak mereka.

“Selama ini kalau ada sapi masuk ke lahan enggak ada peternak yang mengaku itu sapi mereka,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif