Jogja
Jumat, 18 Desember 2015 - 20:55 WIB

TPA PIYUNGAN BANTUL : Sapi Makan Jagung, Konflik Kembali Bergejolak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TPA PUTRI CEMPO -- Aktivitas keseharian di TPA Putri Cempo, Solo. Rencana pelelangan proyek pengelolaan TPA ini harus kembali ke tahap awal akibat dokumen lelang yang dinbilai tak layak. (JIBI/SOLOPOS/dok)

TPA Piyungan Bantul masih belum juga selesai.

Harianjogja.com, BANTUL– Konflik di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan kembali bergejolak akibat keberadaan sapi liar yang memakan tanaman warga. Satu ekor sapi kembali ditangkap oleh warga.

Advertisement

Konflik antara petani di Desa Bawuran, Pleret dengan peternak sapi asal Desa Sitimulyo, Piyungan kembali pecah. Pada Kamis (17/12/2015) malam jelang dini hari, sejumlah petani menangkap dan mengikat sapi dari TPA Piyungan yang masuk ke lahan pertanian mereka dan memakan tanaman jagung.

“Tadi malam itu, ada enam orang petani warga kami yang menangkap sapi, sudah dikencang [diikat],” ungkap Ketua RT 4 Dusun Sentulrejo, Bawuran, Pleret, Bakir ditemui Jumat (18/12/2015).

Tidak berselang lama datang puluhan peternak pemilik sapi yang diketahui warga Desa Sitimulyo, Piyungan menuntut sapi tersebut dilepaskan. Sempat terjadi perdebatan, namun akhirnya sapi itu dilepaskan.

Advertisement

“Bagaimana mau melawan, jumlah warga petani hanya enam orang, melawan 30 orang gitu ya pasti kalah,” ungkap nya.

Penangkapan dan penyanderaan sapi pemakan sampah di TPA Piyungan yang merusak tanaman warga bukan kali pertama terjadi. Rabu (16/12/2015) lalu, ratusan warga Desa Bawuran dan Wonolelo, Pleret menangkap dan menyandera satu ekor sapi yang memakan tanaman warga.

Sebelum itu, warga pernah menyembelih satu ekor sapi liar tersebut lantaran marah pada pemilik ternak yang tidak mengamankan sapinya. Kasus pembunuhan sapi itu berujung ke kepolisian sampai sekarang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif