SOLOPOS.COM - Para pemulung mengumpulkan sampah yang belum dipilah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul. (JIBI/HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

TPST Piyungan Bantul yang dikelola Pemda DIY tahun ini menerapkan pembayaran untuk sampah yag masuk, sehingga Kabupaten bantul menyiapkan anggaran

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, perlu menyiapkan anggaran untuk menangani sampah yang biasanya menumpuk di titik-titik tepi jalan raya wilayah setempat.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

“Ada aturan baru dari DIY bahwa pada 2016 semua sampah yang masuk ke TPST [Tempat Pembuangan Sampah Terpadu] Piyungan harus bayar. Jadi sampah liar yang dibuang ke sana harus dianggarkan pemda Bantul,” kata Kepala UPT Kebersihan, Persampahan, Pertamanan dan Pemakaman Dinas PU Bantul, Surono di Bantul, Kamis (7/1/2016).

Menurut dia, TPST Piyungan yang terletak di Kecamatan Piyungan Bantul tersebut saat ini pengelolaannya telah diambilalih Pemda DIY, TPST tersebut disiapkan guna menampung sampah dari Kota Jogja, Kabupaten Sleman dan Bantul.

Ia mengatakan, perlunya menganggarkan evakuasi sampah tersebut, karena untuk sampah rumah tangga di tempat pembuangan sementara (TPS) sudah ada biaya sendiri, sebab pemukiman yang berlangganan untuk diangkut sampahnya diberlakukan retribusi.

“Bayarnya kurang lebih sebesar Rp24.000 per ton sampah yang masuk ke sana [TPST Piyungan], nah untuk anggarannya kami tidak tahu karena perlu menghitung kira-kira berapa ton sampah liar di Bantul yang harus dibuang ke Piyungan,” katanya, seperti dikuip dari Antara.

Apalagi, menurut Surono, selama ini pihaknya belum menghitung detail berapa ton sampah yang diangkut ke TPST Piyungan setiap harinya, namun secara keseluruhan sampah yang diangkut UPT ini rata-rata 60 ton sampai 70 ton sampah per hari.

“Titik-titik pembuangan sampah liar biasanya di seputaran Jalan Lingkar Selatan, kemudian dekat dengan kampus UMY, juga di sekitar Bejen Klodran Bantul, itu yang biasanya tiap hari kami ambil,” katanya.

Menurut dia, sampah-sampah liar tersebut biasanya semakin menumpuk bahkan titik-titiknya bertambah pada saat liburan seperti Lebaran dan akhir tahun, sebab awalnya tumpukan sedikit, namun semakin lama warga ikut-ikutan buang di titik tersebut.

“Dalam mengevakuasi sampah-sampah untuk diangkut ke TPST Piyungan kami siapkan beberapa armada truk pengangkut sampah, kalau total truk sampah kita ada 18 kendaraan, namun sebagian dimanfaatkan untuk menjangkau TPS-TPS,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya