BANTUL—Sehari menjelang digelarnya upacara tradisi Nguras Enceh di kompleks makam Raja Mataram Imogiri, warga Kecamatan Imogiri, Kamis (6/12/2012) sore menggelar acara Kirab Siwur. Perwakilan Kraton Jogja sekaligus Ketua Dinas Pariwisata DIY, GBPH Yudhaningrat, yang hadir dalam kirab, menyatakan upacara tradisi itu harus dilestarikan.
Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh
“Kirab Siwur merupakan suatu kebudayaan dan harus dilestarikan masyarakat, khususnya di Imogiri,” ucap dia, kemarin.
Dalam upacara tradisi yang digelar kemarin, warga cukup antusias mengikuti Kirab Siwur. Terlihat dari rombongan peserta kirab tak hanya diikuti oleh para orang tua, anak-anak muda pun terlihat ikut menyemarakkan acara.
Camat Imogiri, Indrianto juga mengatakan warga masyarakat Imogiri memang harus melestarikan tradisi budaya yang ada. Sebab Imogiri disebutnya sebagai salah satu daerah yang kaya akan seni budaya dan budaya.
Ketua Forum Cinta Budaya Imogiri (Forcib), Sudarno, menjelaskan kirab budaya ini merupakan gelaran yang ke-14. Acara ini sendiri berisi kirab sepasang siwur (gayung) yang akan digunakan untuk menguras enceh atau tempayan berjumlah empat yang ada di kompleks Makam Raja Mataram di Imogiri yaitu Kyai Danujaya, Kyai Siyem, Kyai Mendung dan Kyai Danumurti.”Kirab siwur ini memang digelar Kamis Wage di bulan Suro,” terang dia.