SOLOPOS.COM - Salah satu anggota keluarga menunjukkan foto alm. Ardani, salah satu korban insiden Mina Arab Saudi, Jumat (25/9/2015).(JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Tragedi Mina menewaskan jamaah haji, salah satunya dari Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN-Sleman kembali berduka. Usai seorang jamaah haji asal Godean, Sriyana, meninggal karena menjadi korban jatuhnya crane di Mekah Arab Saudi, kini menyusul jamaah haji lainnya. Ardani, 75, warga Dusun Kenteng RT 04/RW 02 Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, menghembuskan nafas terakhirnya karena menjadi korban insiden di Mina.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Ardani pergi ke tanah suci bersama putra bungsunya, Taufik. Saat itu ia akan melakukan lempar jumroh dan melalui jalur Jalan Arab 204.

“Pak Ardani saat jalan menuju lempar jumroh ketemu orang-orang yang sudah balik dari lempar jumroh,” kata  Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Hajar Aswad, Muhamad Wahidan Alwi, 73, yang ditemui di kediaman almarhum, Jumat (25/9/2015) siang.

Karena kondisi Jalan Arab 204 berdesak-desakan, Ardani pun jatuh dan akhirnya terinjak-injak oleh jamaah haji lainnya. Almarhum sempat dibawa ke rumah sakit oleh putranya, namun sampai rumah sakit, nyawa Ardani tak tertolong.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sleman, Muhammad Lutfi Hamid, menerima kabar kematian tersebut pada Kamis malam. Namun ia tidak langsung menyampaikan pada keluarga.

Baru Jumat pagi, setelah ia mengecek kebenarannya dengan menanyakan kepada Pemerintah Arab Saudi, ia baru menyampaikan kabar duka itu kepada keluarga di Sleman.

Dari informasi yang ia peroleh, Jalan Arab 204 yang dilalui Ardani berdekatan dengan jalan  kloter haji khusus Indonesia. Dan dalam insiden kemarin, almarhum tidak melalui jalur yang telah ditentukan. Ardani dan putranya justru mengambil jalan khusus jamaah Arab.

Lutfi yang langsung mengunjungi keluarga korban pada Jumat pukul 10.00 Wib akan mengupayakan asuransi bagi jamaah yang menjadi korban. “Asuransi dari Pemerintah RI karena insiden ini terjadi karena kesalahan jamaah,” ungkap dia.

Ia sempat berpesan kepada keluarga jamaah haji Sleman agar tidak percaya pada informasi terkait korban Mina selain informasi langsung dari Kemenag Sleman. Pasalnya hal ini jadi modus penipuan.

Keponakan almarhum, Hapsoro, 48, mengungkapkan bahwa kondisi fisik pamannya yang merupakan pensiunan Letkol Angkatan Udara di Halim Perdana Kusuma itu baik. Hanya saja bekas kecelakaan di kaki membuat ia tidak dapat berjalan sempurna.

Tak ada firasat apapun. Hanya saja sehari sebelum keberangkatannya, Hapsoro sempat terkesan karena pamannya masih sibuk memesan sapi untuk Iduladha. “Tinggal sehari [berangkat haji] kok belum persiapan,” katanya pada wartawan.

Ardani juga menjadi takmir di masjid yang ia dirikan di depan rumahnya. Satu kesan yang tak pernah hilang bagi tetangga dan rekan masjid adalah setiap Shalat Jumat, pria yang pernah menjadi anggota Basarnas di Jakarta ini selalu menraktir es dawet untuk seluruh jamaah.

“Pak Ardani itu baik. Kami selaku keluarga merelakan kepergiannya. Termasuk dimakamkan di Arab,” tuturnya.

Tahun ini adalah haji kedua bagi Ardani. Haji pertamanya tahun 1995. Ia kembali ke tanah suci untuk mengantarkan Taufik putranya. Ardani meninggalkan dua anak yakni Taufik dan kakaknya, Indri. Indri tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Sementara istri Ardani sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya