SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Tenggelamnya Sridadi alias Bagong, 35, karyawan Resort Indrayanti yang hendak menyelamatkan korban yang hanyut di Pantai Pulang Sawal atau yang lebih dikenal sebagai Pantai Indrayanti, Selasa (1/1/2013) mengejutkan rekan-rekannya. Mereka tidak menyangka keputusan berani yang dilakukan Bagong akan menjadi akhir petualangan pengelola pantai Indrayanti ini.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Sehari-hari, Sridadi merupakan orang yang bertanggungjawab pada seluruh operasional resort Indrayanti. Mulai dari masalah genset hingga menjaga persewaan jetski milik resort tersebut. Karena sering menghabiskan banyak waktu di Indrayanti, Sridadidikenal akrab dengan seluruh pedagang, warga dan petugas SAR yang berada di pantai yang menjadi tujuan wisata para pelancong tersebut.

Saat kejadian terjadi, Sridadi sedang menjaga persewaan jetski yang menjadi tanggungjawabnya. Kebetulan saat itu pantai Indrayanti sedang dipadati wisatawan. Saat sedang menjaga persewaan itulah mendadak dia melihat ada sosok manusia yang hanyut terbawa arus. Tanpa pikir panjang, Sridadi langsung menyalakan salah satu jetskinya dan meluncur menghampiri korban yang membutuhkan pertolongan.

Sayang, aksi heroik Sridadi berakhir tragis ketika ombak besar tiba-tiba menghempaskan tubuhnya sehingga terjatuh dari jetski yang dikendarainya ketika mencoba meraih korban. Korban yang panik mengakibatkan Sridadi tak mampu berenang menghampiri jetskinya karena tertahan berat tubuh korban yang terus meronta dan memegang badan Sridadi hingga akhirnya mereka berdua hilang tersapu gelombang.

Pemilik Resort Indrayanti, Arif Rahman ketika dihubungi HarianJogja.com mengaku terkejut akan kabar hilangnya karyawannya tersebut. Menurut Arif, Sridadi adalah sosok karyawan yang rajin dan disiplin dalam mengerjakan tugasnya. Selain itu, Sridadi juga ramah sehingga banyak dikenal warga di sekitar Indrayanti. “Saya tidak menyangka dia mengalami nasib seperti itu” tuturnya.

Keramahan Sridadi tidak hanya pada warga di sekitar Indrayanti. Bahkan dia juga seringkali mampir ke pos pengamanan Polres Gunungkidul yang ada di Indrayanti. Bahkan menurut Kapolsek Tepus, AKP Parjan yang turut berjaga, Senin (31/12/2012) malam, Sridadi masih datang ke posnya untuk sekadar membawakan kopi. “Padahal tadi malam masih mampir ke sini” katanya.

Sayangnya, aksi Sridadi dinilai terlalu tergesa-gesa sehingga membahayakn nyawanya sendiri. Koordinator Wilayah II SAR Pantai Gunungkidul Suyoto menyayangkan sikap Sridadi yang terburu-buru saat hendak menyelamatkan korban. Akibatnya, Sridadi beraksi tanpa mengenakan alat keselamatan apapun. Padahal saat itu gelombang cukup besar tengah menerpa pantai Indrayanti. Padahal menurut Suyoto, sehari-hari Sridadi adalah orang yang tenang dan cermat. “Mestinya dia melihat situasi dulu dan mengenakan pelampung karena ombak sedang cukup besar” ujar Suyoto.

Tetapi nasi telah menjadi bubur. Aksi Sridadi untuk menyelamatkan korban yang hanyut harus dibayarnya dengan nyawanya sendiri. Meski begitu, sosoknya akan tetap dikenang warga Indrayanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya