SOLOPOS.COM - Menurunkan penumpang di tengah Jalan (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Trans Jogja Belum dapat Atasi Kemacetan

Harianjogja.com, JOGJA — Keberadaan Trans Jogja hingga saat ini dinilai belum mampu mengatasi kemacetan. Tingkat keterisian penumpang armada bus (load factor) tergolong masih minim hanya 25%7, padahal idealnya 70% dari total armada bus. Penyebabnya, angkutan ini belum memberikan fasilitas yang memadai kepada para penggunanya.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Baca Juga : TRANS JOGJA : Kemacetan Belum Teratasi, Lalu Bagaimana?

Kepala Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Munawar mengakui ada sebagian rute Trans Jogja yang justru tidak disukai oleh pengguna karena harus berputar-putar. Selain itu faktor menunggu yang dirasakan penumpang tergolong lama sekitar 45 menit. Padahal, idealnya menunggu tersebut maksimal 15 menit. Oleh karena perlu ditambah armada di setiap rute agar jeda tunggu penumpang tidak lama.

“Ada wacana menggunakan jalur khusus bus, jangka panjang bisa juga, jika bus banyak dan penumpang banyak. Kalau sekarang bus paling lama sejam baru datang diberi jalur khusus kosong terus untuk apa. Tetapi kalau busnya banyak penumpang banyak mungkin kendaraan pribadi bisa berkurang. Tapi saya kira perlu waktu,” kata pria bergelar Profesor ini, Rabu (8/2/2017).

Belum lagi Trans Jogja mendapat halangan ketika terdapat event terutama di kawasan Malioboro. Fakta ini menjadi keluhan para pengguna karena trayek Trans Jogja selalu menjadi korban dari setiap event di Malioboro karena dialihkan.

“Sehingga penumpang diturunkan di tempat yang agak jauh, mereka kalau mau naik lagi harus mengeluarkan uang lagi, padahal para pengguna [angkutan umum] ini kan kalangan menengah ke bawah, ini jadi keluhan,” terangnya.

Menurutnya untuk jangka pendek, ada beberapa hal untuk yang bisa dilakukan untuk memperbaiki angkutan umum, Trans Jogja. Misalnya prioritas pada lampu bangjo, sebaiknya ada sinyal untuk mempercepat lampu menjadi hijau ketika Trans Jogja akan melintas. Selain itu jangan membuat trayek menjadi berputar-putar. Salahsatu trayek yang dinilai cukup bagus dan banyak peminat adalah jalur dari Prambanan menuju Malioboro.

Ketua Pansus Pengawasan Trans Jogja Agus Subagyo mengakui, angkutan dengan sistem by the service ini belum menjadi andalan bagi warga Jogja. Masyarakat lebih senang menggunakan kendaraan pribadi ketimbang Trans Jogja. Tingkat keterisian armada tak sesuai harapan. Sehingga masih banyak kursi yang kosong saat beroperasi. Oleh karena itu, pihaknya mendesak kepada pihak terkait untuk memaksimalkan pelayanan Trans Jogja. “Dengan ada penambahan bus di tahun ini harus lebih baik,” kata politis Golkar ini.

Sebelumnya, Direktur PT Anindya Mitra Internasional Dyah Puspitasari selaku operator mengakui, Trans Jogja tidak bisa hadir di setiap halte tepat waktu karena kemacetan. Kendala terberat yang dihadapi selain kemacetan adalah kondisi bus dan sumber daya manusia. Namun, ia bertekad seiring penambangan rute dan armada pada April mendatang, akan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya