Jogja
Senin, 19 Agustus 2013 - 06:30 WIB

Transaksi Perdagangan Saham di Jogja Masih Fluktuatif

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi indeks harga saham gabungan (JIBI/Bisnis)

Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, JOGJA – Selama ramadan dan lebaran, kondisi pasar modal Jogja cenderung diwarnai aksi profit taking.

Advertisement

Pasca lebaran ini, bursa perdagangan saham saat cenderung memperlihatkan transaksi yang fluktuatif.

Ketua Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Jogja Irfan Noor Riza mengungkapkan perkembangan transaksi di bursa saham masih berfluktuasi. Meski setelah lebaran ini transaksi akan mengalami peningkatan.

Advertisement

Ketua Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Jogja Irfan Noor Riza mengungkapkan perkembangan transaksi di bursa saham masih berfluktuasi. Meski setelah lebaran ini transaksi akan mengalami peningkatan.

“Masih berfluktuasi. Sebenarnya pasca lebaran ini kami perkirakan akan meningkat,” ujar Irfan kepada Harian Jogja, Minggu (18/8/2013).

Irfan menerangkan beberapa hari yang lalu kondisi perdagangan saham banyak diramaikan sentimen positif.

Advertisement

“Pada Kamis lalu bahkan terpantau banyak terjadi aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing. Hal ini terjadi karena malamnya sempat terjadi sentimen negatif yang melanda bursa global,” papar Irfan.

Akibat sentimen negatif bursa global tersebut turut berimbas ke bursa-bursa regional, termasuk sejumlah saham yang ada di Indonesia.

Momentum seperti ini, kata Irfan dapat menguntungkan bagi investor lokal. Beberapa saham dapat menjadi pilihan bagi investir lokal untuk diborong.

Advertisement

“Seharusnya momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor-investor lokal baru untuk memborong saham,” imbuh Irfan.

Investor baru dapat membeli saham-saham berfundamental bagus dengan harga murah. Pasalnya, saham-saham tersebut jatuh akibat aksi profit taking.

Terdapat beberapa sektor yang mengalami peningkatan transaksi. Antara lain sektor konstruksi dan sektor konsumer.

Advertisement

“Beberapa saham tersebut kenaikannya dapat mencapai satu hingga dua persen. Tapi saat sentimen negatif terjadi turunnya mencapai 0,31 persen. Kami perkirakan indeks bakal naik dan berfluktuasi sekitar dua sampai tiga persen,” pungkas Irfan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif