SOLOPOS.COM - Ilustrasi mass rapid transit (MRT) Surabaya. (smart.surabaya.go.id)

Transportasi Jogja massal, bukan hanya atasi kemacetan tetapi kehidupan lebih baik.

Harianjogja.com, JOGJA — Jika cita-cita membangun Mass Rapid Transit benar-benar ingin dilakukan, maka ada beberapa hal yang harus disiapkan, yakni ultimate, batas luasan wilayah yang akan dituju dan terakhir adalah political will.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

“Merencanakan suatu moda transportasi harus melihat kapasitas dan daya dukung yang ada. Tidak bisa accident, harus ada ultimate atau rencana jangka panjang. Misalnya, Jogja akan dibangun menjadi kota yang seperti apa tahun 2050 nanti, apakah modern atau bagaimana?” jelas peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, Lilik Wachid Budi Susilo saat dihubungi Jumat (1/9/2017).

Baca Juga : TRANSPORTASI JOGJA : MRT & LRT Jadi Ide Brilian, Tapi ..

Jika ultimate sudah dibuat, lanjutnya, konsep utama diturunkan atau ditarik ke dalam konsep-konsep yang lebih kecil, seperti berapa jumlah penduduk nantinya, ekonominya seperti apa, ragam serta karakteristik penduduknya bagaimana dan lain sebagainya. Semuanya harus diperhitungkan dengan jelas untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan.

“Kalau kota Jogja tahun 2050 digambarkan tidak ada sepeda motor lagi dan 75 persennya adalah kendaraan umum, maka kita bisa mulai melakukan apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai gambaran kota modern tadi,” imbuhnya.

Setelah pembuatan ultimate, hal yang harus diperhatikan selanjutnya, imbuh Lilik, adalah luasan wilayah yang dijangkau Mass Rapid Transit (MRT). Semakin luas wilayah yang akan disasar, maka semakin besar pula moda transportasi yang diperlukan.

Lilik mengungkapkan jika luasannya hanya di dalam ringroad, misalnya, maka cukup disediakan bus. Tapi jika outer ringroad, maka dibutuhkan moda transportasi yang punya daya tampung lebih banyak.

“Semua itu harus didukung oleh political will dari pemimpin daerah,” kata dia.
Bukan Antisipasi Kemacetan

Ia menambahkan, harus ada kesadaran bahwa MRT dibangun tidak lagi untuk mengatasi masalah traffic, melainkan sebagai sebuah kebutuhan perjalanan yang merupakan salah satu syarat dimana kota bisa disebut baik atau tidak. Menurutnya, kota yang baik pasti selalu memiliki sistem transportasi yang baik.

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu, anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah tentang Transportasi Lokal DPRD Kota Jogja, Antonius Fokki Ardiyanto menyampaikan bahwa pembangunan MRT mendesak untuk dilakukan sebagai jawaban dari kondisi lalu lintas di Kota Jogja yang sudah semakin macet. Pasalnya untuk mengembangkan jalan, Kota gudeg sudah tidak punya lahan lagi, sementara kendaraan pribadi terus saja tumbuh.

Saat ditanya mengenai kajian, Fokki mengatakan belum pernah melakukan hal tersebut. Tapi ia mengaku pernah melakukan kunjungan pribadi ke Singapura untuk melihat MRT dan menurutnya Kota Jogja juga bisa melakukan hal yang sama.

“Yang bertugas melakukan kajian adalah Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah] Kota Jogja sebagai reprentasi eksekutif. Karena itu kami terus mendorong pemerintah agar menyetujui rencana ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya