Jogja
Selasa, 29 Desember 2015 - 18:21 WIB

Tris Antariksi Punya Cara Mewujudkan Cintanya pada Anak-Anak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tris Antariksi (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Perempuan asal Wates ini mengabdikan dirinya untuk anak-anak melalui

Harianjogja.com, KULONPROGO- Kecintaannya pada anak-anak dikolaborasikan dengan aktivitasnya di paduan suara melalui pelayanan bagi jemaatnya gerejanya.

Advertisement

Tris Antariksi adalah perempuan asal Wates yang kini aktif mengabdikan dirinya sebagai guru Preschool di daerah Timoho, Jogja. Meski bekerja di Jogja, ia juga aktif sebagai konduktor dalam paduan suara El Shaddai Choir di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wates.

“Saya sering bolak-balik Wates-Jogja, seminggu bisa 3-4 kali,” ujar Tris pada Jumat (25/12/2015) saat ditemui sesuai memimpin paduan suaranya di misa Natal pagi itu.

Hari itu, Tris bersama 25 pemuda gereja tersebut menampilkan 2 buah lagu yakni Hai Mari Berhimpun dan Pada Bintang Nyata Karyanya. Menggunaka busana yang selaras berwarna merah, Tris berhasil memimpin paduan suaranya mewarnai misa pagi itu menjadi lebih semarak.

Advertisement

Meski rutin tampil di berbagai acara, Tris sudah melatih kelompoknya sejak November lalu. “Kami sudah latihan khusus untuk hari ini 6 kali,” ujar wanita yang kini berdomisili di Sedayu ini.

Tak hanya misa Natal, paduan suara El Shaddai yang berarti Tuhan Allah Besar ini juga sering tampil dalam misa pernikahan dan berbagai acara gereja lainnya.

Selain melatih paduan suara, pengabdiannya di gereja juga diwujudkan dengan menjadi guru dalam Sekolah Minggu bagi anak-anak jemaat gerejanya. Anak-anak menjadi daya tarik tersendiri baginya, terbukti dengan latar belakang pendidikan yang telah diambilnya. Tris adalah lulusan Universitas Sanata Dharma untuk pendidikan usia dini dan manajemen pendidikan.

Advertisement

Selain itu, Tris juga rutin mengadakan pelayanan Christmast Carol di setiap hari Natal. Pelayanan ini berupa mengajak anak-anak untuk bernyanyi ke rumah-rumah para jemaat gereja, khususnya bagi mereka yang sakit dan sudah berusia lanjut.

“Supaya semarak Natal tetap mereka rasakan meski kondisi mereka sedikit kurang memungkinkan,” jelas Tris sambil tersenyum.

Biasanya anak-anak itu akan berkumpul di sore hari di hari Natal untuk kemudian dipimpin oleh Tris berjalan ke rumah-rumah. Rombongan ini kemudian akan menyanyikan berbagai tembang khas Natal di depan rumah jemaat-jemaat yang mereka kunjungi.

Sayangnya, untuk tahun ini, pelayanan tersebut harus vakum untuk sementara karena berbagai alasan. “Saya barus aja menikah kemarin jadi masih harus menyesuaikan beberapa aktivitas dulu,” ucap Tris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif