SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SLEMAN—Meski tugasnya berisiko tinggi, relawan yang tergabung dalam Tim Search dan Rescue (SAR) ternyata tak dijamin asuransi, baik asuransi kesehatan, kecelakaan maupun asuransi kematian.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Komandan Tim SAR DIY, Brotoseno mengatakan, menjadi relawan SAR memang bukan pekerjaan utama bagi anggota namun tetap berisiko tinggi. Namun karena sudah terlatih dalam hal penanganan bencana sehingga bisa diantisipasi kemungkinan kecelakaan.

“Selama saya jadi komandan SAR belum pernah ada asuransi. Baik kecelakaan, kesehatan atau kematian,” katanya, Selasa (25/12).

Menurut Brtoseno, sebanyak 850 anggota Tim SAR yang ada saat ini mengandalkan dana pribadi untuk melakukan kegiatan pelatihan dan membantu bencana. Pihaknya tidak pernah meminta dana dari Anggaran Pendapatan Daerah, Anggaran Pendapatan Negara maupun Badan Nasional Penanggiulanagn Bencana.

“Ada tunjangan bila anggota kena musiabah saat terjadi bencana berskala nasional,” ujar Brotoseno.

Selain itu, Tim SAR yang bertugas 350 di Pantai, 250 di Pegunungan dan sisanya di kota, semua menggunakan dana sendiri.

Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) DIY dan Jawa Tengah Aris Triono, mengatakan pengurus dan anggotanya merupakan pegawai negeri sipil. Sehingga asuransi dan jaminan kesehatan mengikuti layaknya pegawai negeri. “Kalau Basarnas pegawai negeri, tapi kalau relawan SAR banyak kalangan, jadi asuransi khusus SAR tidak ada,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya