SOLOPOS.COM - Instalasi pengelolaan air milik anggota UAB Tirta Kencana (JIBI/Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti)

Instalasi pengelolaan air milik anggota UAB Tirta Kencana (JIBI/Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti)

Sumber air di bantaran sungai Code wilayah Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Jogja tetap dipertahankan warga setempat. Lewat Usaha Air Bersih (UAB) Tirta Kencana pengelolaan dan pemanfaatan air secara mandiri hingga kini masih dilakukan.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

UAB Tirta Kencana selama ini memanfaatkan dua sumber air tepi sungai Code sisi timur yang sebelum 1991 digunakan warga untuk mandi, mencuci dan memenuhi kebutuhan air minum. “Supaya bermanfaat bagi warga setempat, kami dibantu beberapa pihak melakukan upaya pemanfaatan menjadi sumber air sehari-hari,” kata sesepuh wilayah, Musmodiono, Kamis (5/7).

Menurutnya, setelah melewati uji laboratorium mengenai kualitas dan proses, kini penggunaan air Tirta Kencana dimungkinkan secara langsung bisa diminum. Sementara mengenai penyebaran pemakaian air, saat ini baru dilakukan untuk warga sekitar. Hal itu berkaitan dengan kondisi geografis bantaran yang tempat tinggal berada di ketinggian tanah yang berbeda.

Musmodiono mengatakan, UAB Tirta Kencana dikelola lima wilayah RT dengan kurang lebih 300 KK. Di luar itu, air minum juga dikonsumsi warga sekitar hingga lebih dari 150 KK. Penggunaan air dibedakan dengan meteran yakni yang memakai air 0-15 meter, 15-30 meter, dan lebih dari 30 meter.

“Rata-rata warga menggunakan 15-30 meter Rp1000 per meter kubik. Kira-kira sebulan Rp15.000-Rp20.000 dengan tambahan sewa meteran Rp3.500 per bulan, cukup murah,” katanya.

Sebelum menyebar ke lima RT, penggunaan air hanya untuk beberapa rumah saja. Atas beberapa bantuan yang diajukan, warga akhirnya berhasil membangun water tower dan jaringan pipa. Tower kemudian dinaikkan supaya air bisa dialirkan ke rumah-rumah yang berada di ketinggian jauh dari sungai.

Warga setempat, Bakdi menambahkan, pemanfaatan sumber air setempat itu dilakukan juga sebagai bentuk lain menjaga lingkungan di sekitarnya. Dengan konsekuansi menggunakan sumber air setempat, warga menjadi segan membuang sampah di sungai yang mengakibatkan pencemaran air. “Kalau kita pakai air dari sini [Code] berarti kita juga jaga kalinya biar tetap bersih,” katanya.

Selain bertahan dengan sumber air setempat, upaya menyehatkan lingkungan dilakukan warga Cokrodiningratan dengan memilah sampah organik dan anorganik. Di beberapa titik gang tampak tiga tempat sampah yakni untuk jenis sampah kertas dan plastik, sampah organik, dan sampah logam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya