SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tak banyak kata keluar dari mulut Imam Mahdi, 16, siswa MTS Yaketunis Kota Jogja. Satu dari enam siswa tuna netra di sekolah yang berada di Jl Parangtritis Kota Jogja itu lebih memilih menyapu wajah dengan telapak tangannya.

“Saya belum tahu hasilnya. Masih nunggu besok, pengumumannya. Kalau memang benar saya lulus, Alhamdullillah,” kata anak pasangan Paidin dan Atika ini.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Apa yang diungkapkan Imam bukanlah hal yang berlebihan. Apalagi, pada pelaksanaan UAN tingkat SMP dan sederajat beberapa waktu lalu, dirinya bersama dengan lima teman sekelas terpaksa harus mengikuti ujian tanpa huruf braile.

Tidak adanya soal braile membuat keenam anak yang terdiri dari empat tuna netra, dua low vision harus dibantu guru pembimbing selama empat hari mengerjakan soal ujian.

“Hari pertama dan kedua, sangat sulit. Belum lagi pas mengerjakan Matematika dan IPA. Kami tidak ada soal braile dan soal harus dibacakan berulang-ulang. Bagi kami yang terpenting adalah mengerjakan dengan semaksimal mungkin,” papar anak dari tukang pijat tersebut.

Berdasarkan data yang ada di sekolah, dari enam siswa berkebutuhan khusus, yakni empat tuna netra dan dua low vision

Alhamdulillah, sekolah kami lulus 100 persen. Dan memang baru akan kami umumkan besok pagi [hari ini]. Kami akan kumpulkan siswa di musalah dan akan kami berikan penjelasan mengenai hasilnya,” kata Agus Suryanto, Kepala Sekolah MTS Yaketunis.

Dari segi nilai, Agus mengungkapkan hasil yang didapatkan mereka tidak mengecewakan. Meski tanpa bantuan huruf braile dan hanya bisa memaksimalkan penambahan waktu 45 menit dari waktu normal namun secara hasil cukup membuatnya puas. Bahkan tercatat terdapat satu siswa yakni Herfianto mencatatkan prestasi cukup bagus, yakni meraih nilai rata-rata NA 8,5 dari total NA 33,90 dan UAN 33,35.

“Khusus untuk Imam Mahdi, rata-rata NA nya 8,0. Sedangkan untuk jumlah 31,90 dan UAN  30,9. Ini menandakan jika mereka tidak ada masalah,” katanya.

Agus menuturkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara nilai NA dan UAN, pada kelulusan kali ini justru mengalami kenaikan. Di tahun ajaran 2010/2011 sebanyak delapan siswa di MTS Yaketunis melaksanakan UAN dengan bantuan huruf braile.

Adapun untuk bisa menampung kebutuhan KBM bagi anak berkebutuhan khusus hasil lulusan tempatnya, Agus mengaku telah mendapatkan sejumlah tawaran dari sekolah.

Selain MAN Maguwoharjo yang memang dikhususkan untuk anak tunanetra, pihak MTS Yaketunis pun digandeng SMA Muhammadiyah 4 Jogja dan SMAN 1 Sewon.

“Tinggal nanti anak-anak pilih yang mana. Untuk SMA Muhammadiyah 4 Jogja tahun lalu memang ada empat anak sini yang begitu lulus diminta untuk masuk disekolah tersebut,” papar dia.

Adapun Imam Mahdi mengaku akan melanjutkan sekolah ke SMA Muhammadiyah 4 Jogja. Dia mengaku telah mendapatkan tawaran dan dengan sejumlah pertimbangan akhirnya pilihan dijatuhkan ke sekolah tersebut. “Kalau ke SMA Muhammadiyah 4, dekat dengan tempat ini. Saya masih bisa tetap berasrama ditempat ini,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya