SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Kantor Bank Indonesia DIY melaporkan peredaran uang logam pada Januari-Mei 2012 mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2011 lalu.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Hingga akhir Mei kemarin, jumlah uang logam yang beredar di masyarakat Jogja hanya sekitar Rp1,2 miliar sedangkan pada periode yang sama pada 2011 mencapai Rp1,9 miliar.

“Turun sekitar Rp700 juta, minat masyarakat Yogyakarta menurun sehingga permintaan perbankan pun menurun,” kata Kepala Seksi Kas Kantor BI DIY, Suyatno, Kamis (7/6).

Menurut dia, penurunan penggunaan uang logam ini terjadi karena transaksi saat ini didominasi dengan uang kertas. Di sektor perdagangan misalnya, saat ini cenderung bertransaksi dengan uang kertas dengan nilai nominal terkecil Rp1.000.

“Akhirnya uang logam yang biasa jadi uang kembalian pun jadi tak laku,” jelasnya.

Padahal, saat ini, BI masih menyediakan uang logam hingga nominal terkecil yakni Rp1. Namun di masyarakat kita saat ini, transaksi yang biasa dilakukan terkecil menggunakan uang logam sebesar Rp50.

“Uang logam nominal kecil seperti Rp1 biasanya hanya digunakan untuk kepentingan tertentu seperti dikoleksi ataupun untuk mahar sebuah perkawinan dan BI masih melayani penukarannya,” tambahnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya