SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang palsu (JIBI/Solopos/Dok.)

Uang palsu yang beredar di DIY terbilang kecil. Gambaran ini menunjukkan DIY sebagai target pemasaran.

Harianjogja.com, JOGJA–Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi wilayah target peredaran uang palsu (upal). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah DIY, Arief Budi Santoso menyebut jumlah peredaran upal yang terbilang kecil menjadi ciri wilayah target dan bukan kategori produsen.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Dari data BI DIY jumlah peredaran uang palsu (upal) di 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Jika 2013 ditemukan upal sebanyak 7.662 lembar upal, maka selama 2014 temuan upal sebanyak 1.960 lembar.

Arief mengatakan peredaran jumlah uang palsu per seribu lembarnya untuk kawasan DIY terbilang sangat kecil. Perbandingannya, dari seribu lembar hanya dua lembar uang palsu.

“Ini disebabkan jaringan pengedar semakin sulit mencari celah. Pengetahuan masyarakat untuk membedakan uang asli dan palsu semakin baik,” katanya di Hotel Eastparc Jogja, Selasa (17/2/2015).

Temuan upal yang dilaporkan ke BI, berasal dari luar DIY. Hal itu disebabkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap upal berkembang pesat. Bahkan, para pedagang di pasar-pasar tradisional pun dapat membedakan keberadaan uang palsu dan asli.

Disinggung peredaran upal di Kulonprogo, Arief mengaku belum mendapatkan laporan. Hanya saja, jika dilakukan oleh oknum pelajar, hal itu menandakan jaringan upal mulai menyasar orang-orang yang selama ini sulit untuk dicurigai.

“Mereka memanfaatkan jaringan-jaringan yang tidak diperkirakan. Kalangan pelajar susah diperkirakan,” terangnya.

Pihaknya akan melakukan sosialisasi lebih gencar lagi. Selama ini, pihaknya melakukan sosialisasi sebatas di
daerah DIY saja. Adapun peredaran upal di Jawa Tengah belum dilakukan sehingga diperkirakan upal masuk melalui kawasan tersebut.

“Sosialisasi kami harus menjangkau Jawa Tengah bagian selatan. Sebab untuk di bagian DIY sosialisasi sudah cukup berhasil. Faktor pendidikan, pemahaman dan sosialisasi sudah menyentuh banyak kalangan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya