Jogja
Rabu, 7 Juni 2017 - 06:22 WIB

UANG PALSU GUNUNGKIDUL : Jelang Lebaran, Peredaran Upal Diperkirakan Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Uang palsu Gunungkidul diprediksi masih beredar

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Jajaran Polres Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat terhadap peredaraan uang palsu. Disinyalir mendekati lebaran, potensi peredaran semakin tinggi seiring dengan meningkatnya jual beli di pasaran.

Advertisement

Kasubag Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino mengatakan, potensi peredaran uang palsu saat mungkin terjadi, terutama saat mendekati lebaran. Untuk itu, dia berharap agar masayarakat, khususnya pedagang waspada sehingga tidak menjadi korban.

“Potensi itu sangat mungkin terjadi, apalagi semakin dekat dengan lebaran, di mana aktivitas jual beli di pasar mengalami peningkatan,” katanya kepada wartawan, Senin (5/6/2017).

Menurut dia, kewaspadaan akan peredaran uang palsu dapat dilihat dari ciri fisik uang. Oleh karenanya, sebelum menerima dari pembeli, ada baiknya pedagang memeriksa keaslian uang yang digunakan untuk bertransaksi. “Dari ciri fisik sudah kelihatan uang itu asli atau tidak. Namun yang terpenting, saat menerimanya harus jeli dan teliti,” ungkapnya.

Advertisement

Diakuinya untuk menekan peredaran upal, pihaknya melakukan pemantauan di sejumlah toko dan pusat perbelanjaan yang menjelang lebaran ini mengalami peningkatan pembeli. Tidak hanya itu sejumlah pasar tradisional juga potensial menjadi peredaran upal diantranya Pasar Argosari Wonosari, pasar hewan Siyono Harjo Desa Logandeng Kecamatan Playen, dan Pasar Munggi Kecamatan Semanu serta sejumlah pasar tradisional lain.

“Kalau memang curiga keaslian uang itu, akan lebih baik pedagang menolak pembayaran dengan uang tersebut,” katanya.

Lebih jauh diungkapkan Ngadino, jajaran polres beberapa kali mengungkap peredaran uang palsu. Kasus terbesar yang berhasil diungkap terjadi di 2016 lalu. Penangkapan dilakukan pada pertengahan Oktober tahun lalu dengan tersangka perwira tinggi kepolisian bersama dua orang temannya.

Advertisement

“Semua sudah diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” katanya.

Sementara itu, salah seorang pedagang kelontong di Pasar Candirejo, Kecamatan Semin Sudarti mengaku akan terus berhati-hati adanya potensi peredaran uang. Ia pun mengungkapkan pernah menjadi korban karena mendapatkan uang palsu pecahan Rp100.000 dari pembeli.
“Kejadian itu menjadi pelajaran berharga bagi saya,” katanya.

Sudarti mengungkapkan, peredaran uang palsu banyak terjadi saat aktivitas jual beli di pasaran mengalami peningkatan. Biasanya, sambung dia, saat kondisi penjualan meningkat, pedagang jadi kurang waspada sehingga seringkali dimanfaatkan oleh orang tak bertanggungjawab untuk melakukan pembayaran dengan uang palsu.

“Semakin ramai jual beli, maka kami harus semakin waspada. Sebab potensi adanya uang palsu juga semakin besar,” ungkapnya.

Advertisement
Kata Kunci : Uang Palsu Gunungkidul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif