SOLOPOS.COM - Salah satu anggota Tim SAR Pantai Kukup, Eko SUprihatin menunjukkan salah satu ubur-ubur yang masih hidup. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Serangan ubur-ubur mulai dirasakan para wisatawan yang berlibur di kawasan Pantai Parangtritis

 
Harianjogja.com, BANTUL–Serangan ubur-ubur mulai dirasakan para wisatawan yang berlibur di kawasan Pantai Parangtritis. Pada masa libur panjang lebaran dan sekolah yang berakhir pada hari Minggu (16/7/2017) lalu, sedikitnya 10 wisatawan tersengat ubur-ubur beracun.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Mayoritas korban merupakan anak-anak yang sedang bermain air di tepian pantai.

Komandan SAR Parangtritis, Ali Joko Sutanto mengatakan serangan ubur-ubur tersebut dapat segera diatasi. Semua wisatawan yang tersengat langsung diberi pertolongan pertama oleh petugas SAR dibantu oleh tenaga medis yang memang berjaga ketika kunjungan wisatawan membludak.

“Kami beri obat tradisional untuk meredakan rasa panas dan gatal pada bagian tubuh yang tersengat ubur-ubur,” ucapnya pada Senin (17/7/2017).

Ali menambahkan serangan ubur-ubur ini memang sudah diprediksi jauh-jauh hari. Biasanya, setiap Juli hingga Agustus ketika suhu laut dingin, ubur-ubur beracun akan muncul ke permukaan laut dan terbawa gelombang ke tepi pantai. Menurutnya ini merupakan siklus tahunan yang tidak bisa dicegah.

Sehingga, wisatawan perlu waspada saat bermain air di pantai, sebab sengatan ubur-ubur bekerja saat di dalam air. Jika tentakelnya yang panjang terkena bagian tubuh maka akan terasa panas sengatan.

“Kita sudah memperingatkan wisatawan untuk menjauhi ubur-ubur yang bentuknya seperti gelembung balon berukuran kecil dan berwarna putih keunguan dan terdapat lendirnya,” ucapnya.

Namun jika ubur-ubur terdampar di pasir pantai, tidak terkena air dan telah terpapar sinar matahari, ia akan mati. Ubur-ubur yang sudah mati tidak berbahaya jika dipegang karena sengatnya sudah tidak berfungsi lagi.

Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto menjelaskan hawa dingin musim pancaroba membuat ubur-ubur berdatangan. Padahal topografi Pantai Parangtritis yang landai membuat pantai ini paling terdampak jika musim ubur-ubur berlangsung.

Sebab angin dan gelombang air laut dengan mudah dapat menepikan mereka, tidak seperti pantai-pantai lainnya yang lebih topografinya lebih cekung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya