Jogja
Senin, 21 Maret 2022 - 13:53 WIB

UGM Kembangkan Padi Amfibi, Hidup 2 Lahan dan Hasil 10 Ton Per Hektare

Lugas Subarkah  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian padi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Solopos.com, SLEMAN — Tim Peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kini sedang mengembangkan varietas padi amfibi. Varietas padi yang diberi nama Gagagora ini memiliki potensi produksi mencapai 10 ton per hektare.

Pengembangan varietas padi amfibi ini dilkukan untuk mensiasati penurunan produksi padi di Indonesia yang diakibatkan perubahan iklim global serta dampak pengalihan fungsi lahan sawah ke non-sawah yang mencapai 96.512 hektare per tahun.

Advertisement

Ketua tim pengembangan varietas padi ini, Taryono, mengatakan varietas padi amfibi ini diberi nama Gamagora yang merupakan kependekan dari Gama Gogo Rancah.

Baca Juga: Tukang Becak Nakal Tipu Wisatawan di Jogja: Malioboro Tutup

Advertisement

Baca Juga: Tukang Becak Nakal Tipu Wisatawan di Jogja: Malioboro Tutup

“Gamagora sedang dilakukan uji multilokasi sebnayak 14 lokasi di seluruh Indonesia,” kata dia, Senin (21/3/2022).
Padi ini tengah diuji di delapan lokasi pada sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan. Kegiatan uji multilokasi untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.

Anggota peneliti lainnya, Panjisakti Basunada, menuturkan uji multilokasi juga bertujuan untuk mendapatkan keunggulan padi ini dibanding dengan padi sejenis yang sudah ditanam di Indonesia.

Advertisement

“Di sini yang akan kami libatkan ada sepuluh calon, ditambah dengan empat pembanding. Dibandingkan dengan kultivar yang sudah eksis, yang disukai petani dan unggul. Paling tidak syarat kultivar bisa lulus menyamai penampilan, menyamai karater yang unggul,” katanya.

Baca Juga: Misteri Pohon Beringin Keraton Jogja, Ada Ritual Setiap Sura

Keunggulan dari jenis padi ini bisa ditanam di lahan persawahan maupun lahan non sawah.

Advertisement

“Sampai saat ini sempat kami prediksi sudah mulai kelihatan beberapa nomor sudah melihat potensi hasil lebih tinggi di padi pembandingnya. Ada kemampuan beradaptasi dan stabilitas. Siap dirilis nasional jika bagus di semua tempat. Jika hanya satu tempat, maka hanya kultivar satu tempat saja,” ungkapnya.

Rektor UGM, Panut Mulyono, mengapresiasi hasil inovasi riset padi Gamagora yang sudah memasuki uji multilokasi. Menurutnya padi ini memiliki potensi untuk bisa ditanam di dua lokasi area persawahan dan lahan kering.

Maka, padi ini menurutnya bisa menjadi bibit padi yang baik untuk meningkatkan produktivitas padi di Tanah Air. Ia juga telah meninjau salah satu lokasi uji multilokasi padi Gamagora, di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Minggu (20/3/2022).

Advertisement

Baca Juga: Malioboro Jogja Tak Ramah Wisatawan, Ada Apa Gerangan?

“Bibit yang bagus menjadi kebutuhan bagi pertanian kita bahwa produktivitas harus kita tingkatkan per hektarenya. Saya kira minimal 10 ton per hektare sangat bagus dan dengan meningkatnya produktivitas per hektare tentu menguntungkan petani,” katanya.

Ia berharap padi Gamagora ini selain potensial menghasilkan produksi panen per hektare yang tinggi, namun juga memiliki keunggulan terhadap hama penyakit serta bisa lolos uji varietas dan mendapatkan izin edar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif