SOLOPOS.COM - Launching sistem informasi dan manajemen Museum UGM dan sekaligus foto bersama Wakil Rektor Prof Suratman (di tengah) dengan para tokoh dan pendiri yang pernah berjasa dalam membangun UGM di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM Jogja, Rabu (26/7/2017). (Abi Mufti/JIBI/Harian Jogja).

Universitas Gadjah Mada (UGM)  menggelar Launching Sistem Informasi dan Manajemen Museum

Harianjogja.com, SLEMAN—Universitas Gadjah Mada (UGM)  menggelar Launching Sistem Informasi dan Manajemen Museum di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM Jogja, Rabu (26/7/2017).

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Kegiatan ini dihadiri oleh para tokoh dan pendiri yang pernah berkontribusi membangun UGM serta para keluarga dari intelektual UGM Jogja yang telah wafat, seperti cucu dari KH Hajar Dewantara.

Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prof Suratman mengatakan sistem informasi museum merupakan terobosan UGM untuk mendedikasikan museum menjadi tempat inovasi peradaban, dengan cara meresmikan Informasi Teknologi (IT) untuk Museum for Pabrik, Museum for Education, Museum for Sosio Patnership yang merupakan upaya UGM dalam membangun bangsa.

Museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda sejarah. “Museum diharapkan dapat membangun karakter bangsa dengan cara mengenali budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan mengenali sejarah perjuangan para pahlawannya, sehingga bisa menjadi kontroksi leadership,” ujar Suratman.

Ia menambahkan, salah satu cara dalam membangun leadership bisa dengan melihat museum, misalnya, ingin melihat keteladanan Jenderal Soedirman, keteladanan Sarjito waktu perang dan Pangeran Diponegoro.

Sistem informasi museum nantinya dapat memudahkan masyarakat untuk mencaritahu tentang artefak dan sisa-sisa dari peninggalan sejarah. Namun, di sisi lain minat untuk berkunjung ke museum di Indonesia masih sangat minim, tidak seperti keberadaan museum yang ada di negara lain, yang rame dengan pengunjung.

“Seperti Museum yang ada di Louvre, Prancis, Inggris dan Amerika yang pengunjungnya itu sudah seperti mall, sehingga keberadaan museum bisa menjadi ekonomi bangsa,” tutur Suratman.

Lebih lanjut, Suratman mengatakan, untuk tata ruang dan fasilitas dalam Museum yang ada di Indonesia minimalis, jika dibandingkan dengan Negara lain yang luas museumnya bisa mencapai luasan hektare dan bisa dipakai untuk berjalan-jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya