Jogja
Rabu, 11 Desember 2013 - 08:15 WIB

Uji Kompetensi Keperawatan Tidak Mudah

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, BANTUL-Untuk menjaga kualitas dan profesionalitas perawat, uji kompetensi yang dilakukan tidak mudah. Bila tidak lolos satu dari 16 kompetensi, maka seorang perawat tidak akan mendapat surat tanda register (STR).

Dosen Program Pendidikan Ners (keperawatan) Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) Thomas Aquino Erjinyuare Amigo menjelaskan, pengambilan sumpah perawat dilakukan setelah mengikuti program profesi perawat selama setahun. Namun, sebelum sumpah dilakukan seorang perawat dinyatakan profesional bila lolos 16 item kompetensi yang diujikan.

Advertisement

Untuk tahun ini, katanya, baru 90% perawat lulusan Unriyo yang lulus dalam uji kompetensi. “Hanya 13 saja yang belum lulus dan mereka harus mengulang hingga mereka lulus. Ini demi melahirkan perawat yang profesional,” kata Aquino di sela Pengangkatan Sumpah dan Pelantikan Ners Periode V TA 2013/2014 Unriyo, Selasa (10/12/2013) di Jogja expo Center (JEC), Bantul.

Menurut dia, standar kompetensi yang harus dilewati seorang perawat profesional cukup berat. Sebab soal-soal ujian yang diberikan berasal dari pusat. Artinya, tidak menutup kemungkinan ada peserta program yang dinyatakan tidak lulus. Hingga angkatan ke-5 ini, sambungnya, Unriyo meluluskan sekitar 600 perawat profesional. Dari jumlah tersebut penyerapan tenaga kerjanya mencapai 100%.

“Ya, kalau waktu tunggu hanya tiga sampai empat bulan. Distribusi lulusan merata hampir semua daerah karena rata-rata lulusan pulang ke kampung halaman. Tidak hanya menjadi perawat, tapi juga kepala ruang di rumah sakit, dosen maupun bergabung di komunitas,” jelas Ketua Panitia Pengangkatan Sumpah Jabatan Ners Unriyo itu.

Advertisement

Meski begitu, ujarnya, tidak semua perawat yang baru diangkat sumpahnya menguasai lapangan. Hal itu dinilai wajar lantaran mereka butuh adaptasi dan penguasaan medan. “Sebab, tidak semua rumah sakit memiliki standar pelayanan yang sama. Termasuk sarana dan peralatannya. Ini menjadi tantangan khusus bagi perawat profesional,” kata Aquino mengingatkan.

Sekadar diketahui, sebanyak 124 lulusan Program Profesi Ners diangkat sumpah profesinya oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unriyo, Prof Tri Budi W Rahardjo. Sementara pada pelaksanaan sumpah kali ini, lima orang berhasil meraih indeks prestasi komulatif (IPK) 4,00 atau cum laude. Sedangkan IPK terendah 3,08.

“Pengambilan sumpah ini sebagai bentuk tanggung jawab lulusan sebagai seorang perawat. Dengan sumpah tersebut, profesi perawat harus bersungguh-sungguh dalam melayani masyarakat dalam bidang kesehatan,” tutup Budi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif