SOLOPOS.COM - Riski Ika Fauziah dan Relita Mahendarti, dua siswa SD Wonolagi Gunungkidul mengerjakan soal Ujian Nasional 2016, Selasa (17/5/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Ujian kenaikan kelas di Gunungkidul diwarnai kekurangan soal

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Hari pertama pelaksanaan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) tingkat Sekolah Dasar di Gunungkidul diwarnai sejumlah permasalahan. Beberapa sekolah mengaku kekeurangan soal sehingga harus menggandakan terlebih dahulu sebelum dibagikan ke murid.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Selain itu, masalah juga muncul terlihat tata letak naskah ujian yang tidak urut. Akibatnya para guru harus melakukan pengecekan dan mengurutkan naskah soal yang ada.

Pelaksanaan ujian yang agak kacau ini terlihat di SD Wotawati, Kecamatan Girisubo. Menurut Kepala Sekolah SD Wotawati Karman, pihaknya harus melakukan pengecekan terhadap jumlah soal maupun naskah sebelum diberikan ke siswa.

Dari pengecekan itu diketahui bahwa jumlah soalnya ada yang kurang, sedang kondisi soalnya juga belum tertata dengan baik, karena nomor soal masih terpencar-pencar sehingga harus diurutkan terlebih dahulu.

“Kami harus menghitung dan mengecek lagi jumlahnya. Memang sejak diterima, materi soal sudah tersegel dalam amplop, tapi saat dibuka ternyata ada sejumlah masalah,” kata Karman saat dihubungi wartawan, Selasa (7/6/2016).

Dia mengatakan, adanya masalah saat ujian baru terjadi di tahun ini, sedangkan di tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan relatif lancar. Untuk menutupi kekurangan soal, pihaknya pun melakukan pengandaan sendiri sehingga soal untuk ujian bisa mencukupi untuk seluruh soal.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Wonosari 4 Eko Pramono. Menurut dia, permasalahan ini tidak hanya terjadi di sekolahnya, sebab dari perbincangan grup WhatsApp sejumlah guru di Gunungkidul juga mengutarakan yang sama.

Pokok permasalahan yang dihadapi setiap sekolah hampir sama, yakni berkaitan dengan jumlah soal maupun kondisi nomor soal yang tidak urut. “Kami harus mengecek jumlah naskahnya dan mengurutkan nomornya sebelum dibagikan ke siswa,” kata Eko.

Sementara itu, salah seorang Guru SD Wonosari 4, Bayu Prihartanto mengatakan dalam pengecekan itu terdapat sejumlah kekurangan materi soal. Contohnya mata pelajaran IPS untuk kelas II terdapat kekurangan dua soal, sedangkan di kelas IV juga kekurangan dua soal. “Saya harus menggandakan soal-soal itu supaya murid tetap bisa melaksanakan ujian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya