SOLOPOS.COM - HarianJOgja/Gigih M. Hanafi Sejumlah pekerja membawa soal Ujian Nasional (UN) SMP di gudang Diknas DIY, Jogja, Sabtu (2/5). Soal akan didistribusikan ke sekolah-sekolah di 1 Kota dan 4 Kabupaten di Provinsi DIY untuk keperluan Ujian Nasional (UN) SMP, Senin (4/5)esok.

Soal UN jenjang SMP dan sederajat sejak dari pihak percetakan di Jakarta sampai didistribusikan ke masing-masing sekolah dijaga kerahasiaannya.

Harianjogja.com, BANTUL – Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, meminta siswa kelas IX sekolah menengah pertama dan sederajat jangan mempercayai bocoran jawaban dari soal Ujian Nasional dalam menghadapi ujian tersebut pada 9-12 Mei 2016.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

“Anak-anak jangan mempercayai dengan bocoran kunci jawaban soal Ujian Nasional (UN), itu tidak benar, karena (kalau ada bocoran) pasti dari orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul, Totok Sudarto di Bantul, Minggu (8/5).

Menurut dia, soal UN jenjang SMP dan sederajat sejak dari pihak percetakan di Jakarta sampai didistribusikan ke masing-masing sekolah dijaga kerahasiaannya, sehingga pihaknya dapat memastikan sangat kecil kemungkinan terjadi kebocoran soal apalagi sampai ada jawaban UN.

“Dari percetakan sampai ke sekolah penjagaannya melibatkan kepolisian, sehingga kalau ada kunci jawaban itu bohong, dan justru (yang percaya) akan menjerumuskan siswa,” katanya seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, dalam pelaksanaan UN SMP 2016, pihaknya juga sudah menyampaikan ke siswa, guru dan orangtua supaya tidak percaya bocoran, dan meminta siswa yang bersangkutan belajar dengan sungguh-sungguh menghadapi ujian tersebut.

“Kami harapkan siswa utamakan kejujuran, belajarlah dengan sungguh-sungguh namun kejujuran nomor satu. UN memang tidak sebagai penentu kelulusan, tapi tetap digunakan alat seleksi masuk ke sekolah jenjang berikutnya,” katanya.

Totok juga mengatakan, saat pelaksanaan ujian nanti, seluruh bawaan siswa seperti tas dan alat komunikasi tidak boleh dibawa masuk ke ruang ujian, hal ini juga untuk mengantisipasi peredaran bocoran jawaban.

Sementara itu, berdasarkan data dinas, jumlah peserta UN SMP/MTs di Bantul sebanyak 12.332 siswa yang tersebar di 105 sekolah penyelenggara ujian, yang tiga sekolah di antaranya menggelar UN berbasis komputer, sementara sisanya 102 sekolah menggelar UN berbasis kertas.

“Sekolah lainnya masih terkendala sarana komputer dan jaringan internet untuk menggelar UN berbasis komputer, sistem UN berbasis komputer dilaksanakan di tingkat SMP baru tahun ini, namun sekolah lain diupayakan ke depan bertambah,” katanya.

Sementara itu, kata dia, untuk biaya pelaksanaan UN SMP/MTs seluruhnya ditanggung Pemkab Bantul melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sekitar Rp369 juta, yang mana setiap siswa ditanggung Rp30.000. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya