Jogja
Rabu, 11 Mei 2016 - 08:40 WIB

UJIAN NASIONAL SMP/MTS : Di Gunungkidul, 23 Peserta Menggundurkan Diri

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Banyak faktor yang membuat para siswa enggan meneruskan sekolah, mulai dari malas, sudah bekerja atau pindah tempat tinggal.

Harianjogja.com, WONOSARI – Sebanyak 23 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Gunungkidul mengundurkan diri dari Ujian Nasional. Banyak faktor yang membuat para siswa enggan meneruskan sekolah, mulai dari malas, sudah bekerja atau pindah tempat tinggal.

Advertisement

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul Bahron Rasyid mengatakan, pihaknya baru melakukan penelusuran terkait dengan keenganan 23 siswa melanjutkan sekolah. Upaya penelusuran dengan melakukan pemberitahuan ke masing-masing kelompok kerja supaya menelusuri ke masing-masing sekolah.

“Dari informasi awal diketahui, anak-anak itu tidak melanjutkan karena ada yang malas, pindah tempat tinggal atau sudah bekerja. Untuk lebih detailnya kita sedang melakukan penelusuran mengenai hal itu,” kata Bahron kepada wartawan, Selasa (10/5/2016).

Diketahuinya sejumlah siswa yang mengundurkan diri terdeteksi saat pelaksanaan UN yang dimulai Senin (9/5/2016). Di hari pertama itu terdapat 30 siswa yang tidak mengikuti ujian. Rinciannya 7 siswa berhalangan hadir karena sakit, sedangkan sisanya 23 anak tidak ikut ujian karena mengundurkan diri.

Advertisement

Beberapa sekolah yang siswanya mengundurkan jelang UN di antaranya SMP Negeri Nglipar dua anak, SMP Negeri 3 Panggang dua anak dan SMP Ekakapti Karangmojo dua anak. “Mudah-mudahan upaya klarifikasi oleh pokja ke sekolah bisa secepatnya selesai. Sebab kepastian itu penting untuk pengambilan kebijakan oleh dinas,” ujar mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah ini.

Dia mencontohkan, untuk siswa yang mengundurkan diri karena malas akan diberikan motivasi agar mau melanjutkan sekolah. Uapaya ini tidak hanya menyasar ke siswa, tapi juga akan diberikan kepada orang tua mereka. “Ini memang jadi masalah, tapi semaksimal mungkin mengurangi risiko siswa putus sekolah,” katanya.

Adanya siswa yang menggundurkan diri tersebut, maka jumlah peserta UN SMP di Gunungkidul menjadi berkurang. Harusnya UN diikuti 10.244 anak, tapi dengan adanya pengunduran itu menjadi 10.221 anak. “Bagi siswa yang belum ikut ujian karena sakit, masih diberikan kesempatan untuk ikut UN susulan,” ungkap Bahron.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif