SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Perajin wayang kulit mengikuti perkembangan zaman agar tetap disukai pasar.

 

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Ilustrasi pergelaran wayang kulit

Ilustrasi pergelaran wayang kulit (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, JOGJA—DIY terkenal dengan destinasi wisata dan budaya. Kedua hal tersebut mampu menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat yang memanfaatkan peluang yang ada.

Salah satu usaha kreatif yang adalah kerajinan wayang dari kulit yang ada di Desa Wukirsari, Bantul. Pelaku usaha kreatif Kerajinan Kulit Ontoseno Yoga Pratama mengatakan, kerajinan wayang yang dihasilkan tidak hanya berupa wayang kulit untuk pementasan tetapi juga untuk suvenir.

“Kami mengikuti perkembangan zaman agar lebih menarik. Kalau cuma wayang, akan kalah,” ujar dia belum lama ini.

Ia menjelaskan, jenis kerajinan yang dihasilkan selain pajangan juga berupa gantungan kunci, hiasan kulkas, kipas, hiasan meja, bolpoin, pensil, wayang kecil, wayang super mini, hingga pembatas buku. Peminatnya pun besar. Hal itu terlihat saat mengkuti pameran. Ia bisa menjual aksesoeris senilai Rp800.000 setiap harinya saat mengikuti pameran. Namun, setiap harinya, ia menjadi produsen aksesoris untuk beberapa penjual di Malioboro. “Saya juga menawarkan secara online,” ungkap dia.

Ia menjelaskan, setiap jenis barang kerajinan memiliki harga yang berbeda-beda. Adapun harga tersebut untuk gunungan dijual Rp110.000, wayang besar Rp75.000 hingga Rp90.000, kipas lipat Rp60.000, wayang kecil dihargai Rp45.000, wayang sepasang dalam kaca Rp40.000, wayang super mini Rp15.000 dengan gagang bambu dan Rp25.000 dengan gagang dari tanduk kerbau, kipas bola Rp20.000, pensil dan bolpoin dijual Rp10.000, dan gantungan kunci Rp6.000.

Ia mengungkapkan, selain untuk berbisnis, kerajinan wayang dari kulit ini merupakan langkah untuk melestarikan kebudayaan. Ia berharap, warisan nenek moyang ini tidak akan pudar. Salah satu cara yang ia lakukan agar misi pelestarian budaya tersampaikan, untuk wayang super mini dilengkapi dengan penjelasan mengenai tokoh wayang yang dibuat. Melalui cara tersebut, ia berharap bisa menularkan pengetahuan mengenai wayang sehingga wayang tidak akan pudar.

“Saya ingin memasarkan produk sampai ke luar negeri. Bukan semata-mata ingin mendapatkan keuntungan tetapi untuk mengenalkan budaya Indonesia,” ujar dia.

Ia mengatakan, masyarakat di tempat ia tinggal mayoritas merupakan perajin. Bakat membuat wayang pun didapat secara turun-temurun. Permintaan pasar cukup baik terutama saat banyaknya pernikahan. Biasanya, hasil karya itu juga dimanfaatkan untuk souvenir pernikahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya